Korban fetish kain jarik - Image from www.tribunnews.com
Pelaku G diduga memberi obat tidur ke korban sebelum dilecehkan
Tak hanya dengan modus riset penelitiannya, G juga pernah melakukan aksinya dengan mengajak temannya menginap di kos. Saat dini hari ia melancarkan aksinya dengan membungkus temannya dengan selimut.
Baru-baru ini tengah ramai perbincangan di media sosial Twitter hingga menjadi trending topik, korban pelaku fetish bungkus jarik 'G' bermunculan.
Korban-korban tersebut mengaku didekati G dengan modus dijadikan paritisipan dalam penelitian yang dilakukannya.
Rata-rata korban tak bisa menolak lantaran merasa tertekan dan segan lantaran masih mahasiswa baru (maba).
Tetapi, ada satu korban yang mengaku menjadi korban pelecehan G, tetapi bukan dengan modus riset. Ia adalah SW, mahasiswa tahun 2015 yang juga teman satu angkatan dengan G.
SW mengaku pernah menjadi korban G karena keduanya berteman sebab berasal dari jurusan yang sama.
Dari penuturan SW, perbuatan pelecehan yang dilakukan G dengan cara membungkus korbannya menggunakan jarik atau kain ini tak hanya terjadi baru-baru ini saja.
Kelakuan tak normal itu sudah dilakukan sejak ia pertama kali masuk kuliah, bahkan saat itu tak ada modus riset penelitian sebagaimana yang diungkap dalam media sosial twitter.
Kondisi korban saat dilecehkan - Image from www.tribunnewswiki.com
SW, salah satu korban yang juga teman seangkatan Gilang mengatakan, pernah menjadi korban pelecehan Gilang pada tahun 2015 silam.
"Waktu itu saat saya sama dia masih menjadi mahasiswa baru (Maba). Bener-bener awal banget, soalnya kita satu jurusan yang sama," ungkap SW, Jumat (31/7/2020), dikutip dari SURYAMALANG.COM.
Menurut penuturannya, Gilang dulu tak pernah menggunakan modus penelitian seperti yang saat ini ramai diberitakan.
"Kalau sekarang kan ramai dia untuk riset. Dulu enggak, bahkan sama sekali tidak ada kejanggalan. Ngobrol pun tidak pernah mengarah ke sana, sangat normal," katanya.
Kejanggakan perilaku G mulai terlihat saat kedunya sudah mulai akrab. Hal tersebut bermula saat korban SW menginap di kamar kos G setelah acara penyambutan mahasiswa baru di kampus.
"Sehari setelah acara, lupa tanggal berapa. Pokoknya pulang dari situ, saya nginep di kosnya, kejadiannya dini hari," katanya.
Dari kejadian itulah SW mengaku ia telah menjadi korban pelecehan G.
Diduga Diberi Obat Tidur
Sesampainya di kos, korban SW langsung merasa sangat lelah dan ngantuk hingga kemudian memutuskan untuk tidur dulu.
Namun di tengah tidurnya, SW tiba-tiba terbangun dan melihat dirinya sudah tertutup rapat dengan selimut. Anehnya, SW tidak merasakan diikat oleh G namun ia sama sekali tidak bisa bergerak.
"Pas dini hari saya bangun. G melakukan aksinya. Tapi nggak sampai ditutup rapat, ditali, seperti yang viral ini, cuman ditutup selimut. Anehnya, waktu itu saya nggak bisa berkutik, nggak bisa ngapa-ngapain, buat melek aja susah," katanya.
SW juga menambahkan, waktu itu ia sempat terbangun hingga dua kali. Namun, ia merasa kelelahan sampai akhirnya kembali tertidur.
"Baru benar-benar bangun pas pagi hari. Jadi saya nggak tahu aksinya berapa lama. Pas melek, sudah ditutup selimut," katanya.
Sebelum ke kos, korban SW dan G sempat membeli nasi goreng terlebih dahulu. Menurutnya, G tidak menunjukkan keanehan apapun. Kemudian setelah makan, ia diberi minum oleh Gilang.
SW merasa curiga, bahwa pelaku G mungkin saja memberikan obat khusus lantaran ia merasa sangat lelah dan tak bisa berkutik.
"Menurut saya, minumannya sudah dikasih obat. Soalnya setelah itu saya benar-benar nggak berdaya. Sampai kos langsung capek dan mengantuk. Saat aksinya, saya nggak bisa memberontak sama sekali. Bisa jadi karena faktor capek, di-support sama obat tidurnya," kata SW.
Kasus ini memang aneh bagi orang yang awam. Namun, kasus ini memang kejadian nyata yang bahkan tak hanya dialami oleh satu atau dua orang saja. Melainkan sudah banyak kasus serupa yang dilakukan oleh pelaku yang sama.
Oleh sebab itu, bagi orang tua yang memiliki anak remaja beranjak ke dewasa awal sebaiknya turut berhati-hati dan mengingatkan sang anak agar tak menjadi korban selanjutnya.