Kisah Pemuda 21 Tahun yang `Terperangkap` di Tubuh Balita, Begini Kondisinya

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 26 Aug 2020

Muzak, pemuda 21 tahun - Image from today.line.me

Kondisinya dikarenakan asupan saat masih bayi

Muzak diketahui tak mampu berbicara dan hanya bisa tersenyum serta menangis. Keluarga Muzak berharap pemerintah memberikan perhatian dan bantuan kepada Muzak. 

Menginjak usia 21 tahun, Muzakkir seharusnya memiliki postur tubuh layaknya orang dewasa. Dengan tinggi diatas 100 cm dan juga berat badan 40 kg ke atas. 

Namun sayangnya, pemuda asal Dusun Pidade Desa Sintung Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat ini hanya memiliki berat badan 7,7 kilo gram dan tinggi badan sekitar 65 cm. 

Tubuhnya persis menyerupai seorang balita. Ditemui di rumahnya, pada Rabu (26/8) pagi tadi. Keluarga Muzak, sapaan akrabnya, menunjukkan hasil pemeriksaan kondisi kesehatan Muzak di salah satu Rumah Sakit di Kota Praya.

"Dia ada benjolan di kepala belakang sesuai hasil pemeriksaan kemarin di Rumah Sakit," kata Umi Kalsum yang merupakan Bibi dari Muzak.

Selain itu Kalsum menjelaskan, sesuai hasil pemeriksaan, Muzak menderita radang tenggorokan yang mengharuskan keluarga lebih berhati-hati dalam memberikan makanan untuk Muzak. 

"Kata dokter ada radang juga di tenggorokannya," jelas Kalsum.

Anak dari pasangan suami Istri Junaidi (48) dan Murah (47) itu memang mengalami kondisi yang langka. Kepala Dusun Pidade, Deni Alpian mengatakan bahwa Muzak terus tumbuh pada postur tubuh yang kurang dari satu meter. 

Lahir pada bulan September tanggal 01 tahun 1999, kata Deni, seharusnya Muzak tumbuh besar layak pria dewasa, pada umumnya. 

"Tapi kita belum tahu percis apa penyebabnya dan apa nama penyakitnya. Yang jelas Muzak butuh perhatian pemerintah. Dia termasuk manusia langka di NTB bahkan di Indonesia," jelasnya.

Sesuai hasil pemeriksaan pada Senin (24/8) kemarin kata Deni, bahwa Muzak harus mendapat perawatan yang intensif. Sebab, sejak berusia 3 bulan, Muzak tidak pernah mendapat air ASI (air susu ibu) lagi.

"Karena pada usia 3 bulan. Kondisi ibu Murah sakit dan mengalami kelumpuhan. Dari itu Muzak tidak pernah minum ASI dari ibunya," terangnya.

Pun, Kakek dari Muzak, Giman menuturkan, agar bayinya itu mendapat bantuan dan juga perhatian dari pemerintah setempat. Sebab kata Giman, selain tumbuh stagnan Muzak juga tak bisa berbicara. 

"Jadi kalau mau apa-apa Muzak hanya bisa menunjuk saja. Kadang kita bingung. Dia tiba-tiba nangis," terangnya. Begitu juga saat senang, dia hanya tersenyum.

Sejak ditinggal bapaknya ke Malaysia menjadi pekerja Migran, dengan sabar dan tabah, Giman dengan tulus merawat Muzak hingga usianya mencapai 21 tahun. 

"Kalau tidak bisa dibantu menyembuhkan. Minimal kami dibantu ekonomi untuk memberikan asupan gizi khusus Muzak," kata Giman.

Semoga dengan tersebarnya berita tentang pemuda ini, pemerintah bisa segera mengambil tindak lanjut dan memberikan bantuan untuk Muzak dan keluarga. 

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat