Darwis, bocah yang berjualan cilok untuk beli kuota - Image from today.line.me
Salut dengan Darwis!
Tak mau merepotkan kedua orang tuanya, ia rela berjualan cilok agar bisa beli kuota untuk belajar. Ia mengorbankan waktu bermainnya untuk membantu kedua orang tuanya.
Kisah miris kali ini datang dari seorang bocah SD kelas 6 asal Solo. Ia memilih untuk berjualan cilok demi membeli kuota agar tidak ketinggalan mengikuti pembelajaran online selama corona berlangsung.
Tanpa menunggu lama, kisah bocah bernama Darwis ini pun menjadi viral di dunia maya, tak sedikit pula warganet yang memuji dirinya.
Tidak bisa dipungkiri, mewabahnya virus corona memang menghambat berbagai macam aktivitas. Tak hanya dilingkungan kerja, tapi juga di dalam proses belajar dan mengajar.
Semenjak dilaksanakannya sekolah online, mau tidak mau para orangtua wajib menyisihkan sebagian penghasilan untuk membelikan gadget dan kuota agar sang buah hati tak ketinggalan pelajaran.
Sayangnya tak semua orang tua siswa mampu membeli HP dan kuota, tak heran karena alasan inilah tak sedikit dari para orang tua yang mengeluhkan sistem belajar jarak jauh.
Bahkan tak sedikit dari mereka yang turut mengajak putra-putri mereka untuk turut membantu cari uang demi mencukupi kebutuhan sehari-hari termasuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
Darwis tentu menjadi salah satu contoh konkret kondisi ekonomi keluarga yang kekurangan. Guna memenuhi kebutuhan pendidikannya. Ia pun merelakan waktu bermainnya untuk bekerja.
Kisahnya viral semenjak dibagikan oleh salah seorang pengguna Instagram yang bernama @thoric.idn. Lewat unggahan berupa video itu, terihat jelas bagaimana perjuangan Darwis ketika berjualan cilok.
Bermodal gerobak sepeda berukuran kecil, ia berjualan setiap siang hari dan bergantian ibunya yang berjualan di malam harinya. Sedangkan sang ayah bekerja sebagai cleaning service di sebuah perusahaan swasta di Solo.
Lebih lanjut, Thoric juga menceritakan bagaimana Darwis berjualan Cilok di kawasan POM Baron, penumping, paragon hingga ke Pasar Nongko. Sementara rumah Darwis sendiri berada di kawasan Candi, Cemani tepatnya di belakang kelurahan Cemani.
Video itu pun menjadi viral dan banyak dibanjiri komentar dari netizen, tak sedikit warganet yang salut dengan perjuangan Darwis mencari uang demi dapat mengikuti sekolah online.
Semoga kisah ini juga bisa jadi teladan bagi anak-anak, tidak melulu harus berjualan untuk dapatkan uang kuota. Tapi meniru bagaimana seorang anak betul-betul menghargai orang tua dan membantunya berjualan.
Bagi yang selama ini sudah tak kesusahan dalam membeli kuota, bisa mencontohnya dengan membantu pekerjaan orang tua sehari-hari dan lainnya.