Polisi Ungkap Pelaku Ingin Bunuh Syekh Ali Jaber dan Sudah Direncanakan

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 18 Sep 2020

Penusuk dan Syekh Ali Jaber - Image from indozone.id

Gara-gara kesal  

Meski sebelumnya sempat ada anggapan pelaku gila, tapi psikiater menjelaskan bahwa ia menjawab semua pertanyaan dengan sadar dan lancar. Terungkap pula motif pelaku yang sebenarnya serta stigma dirinya yang sering dianggap beban keluarga.

Polisi menemukan fakta baru terkait aksi pemuda bernama Alpin Andria (24) yang menikam Syekh Ali Jaber saat sedang berceramah di Masjid Falahuddin, Bandar Lampung, beberapa waktu lalu.

Dari hasil penyidikan sementara, terungkap motif pelaku penusukan karena emosi dengan adanya kegiatan keagamaan di dekat kediamannya yang mendatangkan Syekh Ali Jaber sebagai pembicara. 

“Tersangka sendiri sudah ada niat, ada rasa kesal pada saat mendengar adanya ceramah Syekh Ali Jaber,” kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad, dari tayangan YouTube Lampung TV, Rabu (16/9/2020) kemarin.

Karena geram, Alpin lalu mengambil sebilah pisau dari kediamannya dan bergegas menuju ke kegiatan acara tersebut.

“Didahului dengan menyiapkan mengambil senjata tajam dari rumah tersangka," katanya.

Pelaku Merencanakan Penikaman 

Selain motif pelaku penusukan, polisi menduga ada proses merencanakan percobaan pembunuhan terhadap Syekh Ali Jaber. Jadi penikaman kemungkinan besar tidak dilakukan tanpa rencana atau spontan sebagaimana yang dibeberkan sebelumnya. 

“Tersangka ini sudah ada suatu perencanaan untuk melakukan suatu pembunuhan,” kata dia.

Ia turut mengungkap saksi yang telah diperiksa di antaranya ialah keluarga dan paman pelaku, saksi korban, para saksi mata, perekam video, dan juga ibu-ibu yang diajak berfoto oleh Syekh Ali Jaber di atas panggung. 

“Sampai hari ini sudah 15 saksi yang dilakukan pemeriksaan,” ungkap Pandra.

“15 saksi tersebut guna melengkapi berkas perkara yang saat ini kami kejar untuk segera kami limpahkan kepada jaksa penuntut umum,” sambungnya.

Ia turut membeberkan berbagai pihak yang terlibat dalam kasus ini, diantaranya ialah Densus, Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, hingga Bareksrim Polri.

“Kehadiran dari tim tersebut adalah untuk memperkuat di dalam konstruksi pasal, kemudian melakukan penyelidikan apakah masih ada kaitan dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Pelaku Menjawab Pertanyaan dengan Sadar dan Lancar

Alfin sendiri diketahui sadar penuh ketika menjalani pemeriksaan bersama psikiater.

“Sampai sejauh ini menurut psikiater, tersangka AA ini masih bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan,” ujar Pandra.

“Artinya masih dalam keadaan sadar dia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.”

Alfin juga telah membeberkan alasan dirinya yang kemudian menusuk Syekh Ali Jaber. 

“Apa motivasinya dia melakukan tindak pidana itu sudah jelas disampaikan, bahwa yang dirasakan oleh dia adalah perasaan gelisah,” kata Pandra.

“Apalagi pada saat itu kegiatan itu berlangsung tidak jauh dari rumah tersangka,” sambungnya.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, Alfin ternyata seringkali hidup dengan berpindah-pindah. Mulai dari tinggal bersama pamannya, lalu sempat juga tinggal dengan kakeknya. 

Pelaku Dianggap Beban Keluarga

Bagi keluarganya, Alfin dicap sebagai beban karena sering membuat masalah. 

“Dan selalu menjadi beban orangtuanya,” kata Pandra.

Status Alfin sendiri merupakan lajang dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia juga mengungkapkan, Alfin sering dianggap sebagai masalah bagi keluarganya, di manapun dia berada.

“Di dalam kesehariannya juga sering bermasalah di dalam keluarganya,” terangnya.

“Artinya selalu menjadi beban keluarga di manapun dia berada,” jelas Pandra.

Syekh Ali Jaber Akui Selalu Jaga Persatuan

Di sisi lain, Syekh Ali Jaber mengaku insiden penusukan tersebut menjadi pengalaman buruk pertama selama 12 tahun berdakwah di tanah air. 

Dirinya juga merasa tidak mempunyai musuh siapapun karena dalam berdakwah selalu menjaga kedamaian dan persatuan umat. 

Menurutnya, perdamaian tersebut tidak hanya dilakukan kepada sesama muslim, melainkan juga kepada sesama tokoh agama Islam. 

Pengakuan tersebut disampaikan Syekh Ali Jaber dalam acara Kabar Petang ‘tvOne’, Senin (14/9/2020) lalu.

“Alhamdulillah selama 12 tahun enggak pernah saya mengalami hal seperti ini, maupun di sosial media alhamdulillah hubungan saya baik sama seluruh masyarakat, tokoh-tokoh, bahkan tokoh beda agama,” ujar Syekh Ali Jaber.

“Selama dakwah 12 tahun selalu berusaha menjaga perasaan umat, menjaga kebersamaan, memimpin umat selalu menjaga kedamaian,” jelasnya.

Syekh Ali Jaber kemudian menyinggung soal kontestasi Pilkada Serentak yang diakuinya, ia selalu terlibat di dalamnya. 

Ia mengaku berperan untuk menciptakan suasana kondusif jelang Pilkada Serentak di daerah-daerah yang memang sering terjadi konflik. 

“Bahkan saya sering kali ditugaskan untuk turun ketika Pilkada Serentak ke daerah-daerah yang dikhawatirkan konflik saya menenangkan umat di sana,” katanya.

Maka dari itu, Syekh Ali Jaber merasa tak menyangka ketika ada orang yang justru mau mencelakakan dirinya.

Sementara itu terkait materi tausiyahnya, ia menjamin tidak ada yang berbau dengan kekerasan ataupun hal-hal yang bisa memecah-belah masyarakat dan negara.

“Dan alhamdulillah selama ini, silakan cek semua tausiyah-tausiyah saya, saya enggak pernah ada tema-tema kekerasan atau ajakan atau hal-hal yang membahayakan,” ungkapSyekh Ali Jaber.

“Justru semua alhamdulillah dikenal dengan baik,” pungkasnya.

Meski sudah terungkap motifnya, perlu ada penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada dalang atau operator dibalik aksi tersebut. Sebab hal ini sebelumnya sempat dijadikan perbincangan masyarakat dan kekhawatiran dari Syekh Ali Jaber.

Jika memang ada, hal ini harus diusut dan diberantas ke akar-akarnya. Supaya kejadian tragedi yang mencelakai ulama Islam tak terjadi kembali di waktu mendatang. 

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat