Ilustrasi berdoa - Image from www.dara.co.id
Yuk praktekkan doa ini
Doa ini mengajarkan bagaimana adab dalam berdoa kepada Allah SWT. Terkait mana yang didahulukan dan mana yang diakhirkan dalam meminta rezeki kepada Allah SWT.
Setiap muslim pasti berharap agar bisa mendapatkan rezeki yang banyak dan berkah. Apalagi, dalam kondisi pandemi Covid-19, yang telah menimbulkan dampak besar pada sektor perekonomian.
Agar tetap mendapatkan rizki di tengah pendemi, umat Islam harus terus berusaha dan juga berdoa. Salah satu doa meminta rezeki yang bisa dibaca umat Islam adalah doa yang terdapat dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 114.
Berikut doanya:
اللّٰهُمَّ رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
Allahumma Robbanaa anzil ‘alainaa ma‐idatan minas samaa‐i takunu lanaa ‘idan lii awwalinaa wa akhirinaa wa aayatan minka warzuqnaa wa anta khoirur rooziqin
“Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS.Al-Ma'idah [5]:114)
Doa tersebut merupakan doa Nabi Isa saat ditantang oleh para pengikutnya untuk menunjukkan mukjizat yang dimilikinya sebagai seorang rasul.
Untuk itu, menilik dari artinya, doa ini sangat cocok dibaca oleh Umat Islam yang mendambakan limpahan rezeki. Dan doa ini bisa dibaca dalam berbagai kesempatan.
Berdasarkan tafsir Tahlili terbitan Al-Quran Kementerian Agama, dalam ayat 114 surat Al-Maidah itu dijelaskan bahwa Nabi Isa memahami maksud baik dari kaum Hawariyyin dalam permohonan mereka.
Yakni mereka bukannya meragukan kekuasaan Allah SWT, melainkan karena mereka ingin lebih yakin dan memperoleh keimanan yang lebih kuat.
Untuk itu kemudian Nabi Isa mengabulkan permohonan mereka untuk berdoa kepada Allah agar menurunkan hidangan untuk mereka.
Nabi Isa memulai doanya itu dengan ucapan "Allahumma Rabbana”.
Sedangkan kata-kata tersebut mengandung pengertian sifat-sifat keagungan-Nya, diantaranya ialah ketuhanan, kekuasaan, hikmah dan kebijaksanaan-Nya, serta sifat-sifat-Nya sebagai Penguasa, Pendidik, Pemelihara dan Pemberi nikmat.
Kemudian Nabi Isa melanjutkan doanya dengan permohonan supaya Allah SWT menurunkan untuk mereka hidangan dari langit.
Nabi Isa mengharapkan agar hari ketika hidangan itu turun akan menjadi hari raya bagi mereka dan juga generasi selanjutnya.
Hal ini juga akan menjadi tanda atau bukti adanya kekuasaan Allah SWT, dan Nabi Isa adalah rasul Allah.
Nabi Isa mengakhiri doanya dengan ucapan, “Berilah kami rezeki, karena Engkau adalah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.”
Hal yang perlu kita perhatikan dalam ayat ini ialah bahwa Nabi Isa dalam doanya lebih dahulu menyebutkan faedah rohaniah yang akan diperoleh jika Allah SWT mengabulkan doanya, kemudian baru disebutkan faedahnya dari segi jasmaniah.
Faedah rohaniah ialah turunnya hidangan itu akan merupakan hari yang amat penting dalam kehidupan umatnya. Dan juga akan mereka jadikan hari raya, di mana mereka akan selalu mengenang rahmat Allah, serta mengagungkan kebesaran kekuasaan-Nya.
Hal ini akan menambah keyakinan mereka, dan juga akan memperkokoh keimanan kepada Allah.
Adapun faedah jasmaniah ialah makanan itu merupakan rezeki yang akan menghilangkan rasa lapar, mengembalikan kesegaran serta kekuatan jasmani mereka.
Lain halnya kaum Hawariyyin ketika mereka mengemukakan permintaan tersebut kepada Nabi Isa.
Mereka mendahulukan penyebutan faedah jasmaniah, baru kemudian menyebutkan faedah rohaniahnya.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, bahwa dengan susunan doa tersebut, Nabi Isa hendak mengajarkan kepada umatnya, agar mereka lebih mengutamakan segi-segi mental rohaniah dibandingkan segi-segi fisik materiil jasmaniah.