Kondisi konser dangdut di Tegal - Image from kompas.com
Meski pandemi, nekat gelar corona untuk hajatan anak
Mulanya wakil ketua DPRD Kota Tegal mengaku hendak menggelar konser dangdut dengan panggung kecil, nyatanya pelaksanannya justru sebaliknya. Sementara itu polisi tak kuasa menutup paksa atau membubarkan konser dangdut tersebut. Ganjar Pranowo menilai kejadian ini 'kebangetan'.
Wakil Ketua DPRD Kota Tegal, Jawa Tengah, Wasmad Edi Susilo nekat menggelar konser dangdut besar-besaran meski negara masih dilanda pandemi corona.
Akibatnya, konser yang digelar untuk memeriahkan acara pernikahan dan khitanan anaknya di Lapangan Tegal Selatan pada Rabu (23/9/2020) malam itu picu kerumunan warga.
Di lokasi acara, warga yang menonton pergelaran musik dangdut tersebut mengabaikan protokol kesehatan.
Hal itu terlihat saat mereka saling berimpitan dan terlihat banyak orang tak pakai masker. Terkait dengan kegiatan tersebut, Kapolsek Tegal Selatan Kompol Joeharno buka suara.
Menurut dia, saat yang bersangkutan mengajukan izin acara, pihaknya mengaku hanya akan membuat acara sederhana dengan panggung kecil. Namun, saat siang di cek, kondisi yang terjadi sebaliknya.
Acara yang digelar tersebut ternyata cukup megah dan memicu kerumunan massa yang luar biasa. Menyikapi hal tersebut, pihaknya sudah bersikap dengan berusaha menegur yang bersangkutan supaya tak melanjutkan acara.
Bahkan, izin acara yang diberikan sudah dicabut karena dianggap tidak sesuai dengan permohonan yang diajukan. Meski demikian, Wasmad ternyata bersikukuh untuk tetap melanjutkan acara, dengan alasan acara sudah dipersiapkan.
"Karena kegiatan ini sudah disiapkan, maka dia (tuan rumah) menyatakan tidak akan melibatkan TNI dan Polri untuk pengamanan dan akan menanggung sendiri semua risiko yang terjadi," kata Joeharno.
Tak berani melakukan pembubaran
Mendengar alasan dari sang Wakil Ketua DPRD tersebut, Joeharno mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Meski surat izin sudah dicabut, pihaknya tetap membiarkan gelaran besar tersebut dilanjutkan.
Alasannya tidak berani melakukan pembubaran paksa lantaran tidak mempunyai cukup kekuatan.
"Tidak berani menutup paksa mengingat kami dari Polsek tidak mempunyai kekuatan yang signifikan. Alasan kedua, tidak elok rasanya kami naik panggung menghentikan paksa," kata dia.
"Kami sebetulnya berharap ada kebijakan atau kearifan untuk membatalkan konser. Tapi, ternyata tidak dilakukan, bahkan kegiatan tetap berlangsung," terangnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo saat coba dikonfirmasi, baik melalui sambungan telepon maupun pesan WhatsApp, belum ada respon apapun hingga saat ini.
Ganjar Pranowo: 'Kebangetan, apalagi dilakukan pemimpin'
Menanggapi adanya gelaran konser dangdut besar-besaran tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai, acara tersebut sudah keterlaluan.
Sebab, selain dihadiri ribuan penonton tanpa memperhatikan protokol kesehatan, konser dangdut juga digelar sampai malam hari.
Apalagi parahnya penyelenggaranya adalah seorang pemimpin yang seharusnya memberikan contoh.
"Kalau seperti itu kan kebangetanlah, apalagi itu dilakukan oleh para pemimpin. Itu tidak memberikan contoh baik pada masyarakat," tutur Ganjar, Kamis (24/9/2020).
Seharusnya sebagai pemimpin bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.
Apalagi di masa corona ini sebenarnya tak cukup hanya dengan meneriakkan anjuran patuhi protokol kesehatan, melainkan perlu juga aksi nyata dan contoh yang sejalan dengan anjuran yang didengungkan.