Ilustrasi orang membaca niat - Image from www.dream.co.id
Amalan ini jadi penentu ibadahmu dapat pahala atau tidak
Seringkali diremehkan, padahal amalan ini bisa dibilang sebagai pondasi dasar setiap melaksanakan ibadah. Jadi jangan sampai kamu tidak melakukannya atau bahkan salah melakukannya, karena ibadahmu bisa tidak diterima Allah SWT.
Meski sangat penting nilainya, amalan ini kerap disepelekan dan bahkan tak dilakukan.
Padahal, setiap amal ibadah yang dilakukan jika tebersit di hatinya riya, sombong, dan hanya bertujuan duniawi, maka amalan tersebut tak diterima oleh Allah SWT.
Amalan tersebut biasa dikenal dengan amalan untuk menggugurkan kewajiban saja, sehingga tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﺧﻠﺼﻮا ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ , ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﺇﻻ ﻣﺎ ﺃﺧﻠﺺ ﻟﻪ
“Wahai manusia ikhlaskanlah amal kalian karena Allah SWT, karena sesungguhnya Allah tidak menerima kecuali hanya yang ikhlas untuknya”
Kisah Amalan yang Tak Didasari Niat untuk Allah SWT
Diriwayatkan pula, suatu ketika seseorang yang berperang bersama Rasulullah SAW dengan gagah berani.
Ia kemudian pulang dari perang dengan mendapatkan banyak luka. Para sahabat pun merasa kagum dengan orang itu dan memujinya.
Namun, Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa sesungguhnya orang tersebut akan masuk neraka.
Singkat cerita orang tersebut akhirnya mati dengan membunuh dirinya sendiri karena tak tahan atas banyaknya luka dan rasa sakit.
Kisah ini menjadi sebuah gambaran bahwasanya berjihad dalam peperangan sekalipun jika bertujuan duniawi seperti halnya ingin dipuji dan mendapatkan banyak rampasan perang, maka tidak akan bermanfaat dan hanya akan berakhir celaka.
Na'udzubillahi min dzalik.
Pentingnya Mengucapkan Niat
Ada suatu hikmah atau pembelajaran yang bisa didapat dari kisah diatas.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita bahwa niat adalah sebuah pondasi penting dalam melaksanakan ibadah.
Niat menjadi syarat awal agar suatu ibadah bisa diterima oleh Allah SWT.
Oleh sebab itu penting, untuk selalu memiliki niat yang baik dan ikhlas setiap menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Dalam Islam, setiap orang yang hendak melakukan ibadah harus memiliki maksud atau niat sebelum melakukannya. Hal ini menjadi salah satu syarat agar perbuatan tersebut dianggap sah.
Secara bahasa, arti niat sama dengan al qasdu (bermaksud), al-azimah (tekad), al-iradah (keinginan), dan al-himmah (menyengaja).
Menurut al-Muhasibi, niat adalah keinginan seseorang untuk mengerjakan sesuatu atau pekerjaan tertentu, baik karena perintah Allah SWT atapun karena alasan lain.
Sedangkan, menurut Ibnu Abidin, niat berarti keinginan untuk taat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam melakukan suatu amalan.
Dalam Alquran, banyak sekali ayat-ayat tentang ikhlas dan mukhlis yang berkaitan erat dengan pengertian niat.
Dimana Allah SWT menekankan kepada hamba-Nya untuk beribadah dengan ikhlas, atau berniat semata-mata karena Allah SWT.
Seperti dalam surah al-A'raf ayat 29, yang berarti:
قُلْ اَمَرَ رَبِّيْ بِالْقِسْطِۗ وَاَقِيْمُوْا وُجُوْهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّادْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۗ كَمَا بَدَاَكُمْ تَعُوْدُوْنَۗ
Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap salat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula."
Selain Al Quran, dalam hadits juga didapati beberapa sabda Rasulullah SAW yang berbicara tentang niat. Sebagaimana hadist dari Umar bin Khattab sebagai berikut:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Setiap perbuatan (hanya sah) dengan niat dan setiap orang akan mendapatkan imbalan sesuai dengan niatnya”. (HR Bukhari Muslim).
Bisa dibilang bahwa niat mempengaruhi kualitas ibadah. dan juga hasil yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan niat adalah jiwa perbuatan, pedoman, dan juga kemudinya.
Oleh sebab itu setiap melakukan amal ibadah jangan sampai lupa untuk mengucapkan niat. Baik dengan lisan ataupun sekedar ucapan dalam hati saja.