6 Golongan yang akan Dijebloskan ke Neraka Tanpa Hisab

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 17 Nov 2020

Ilustrasi neraka - Image from islam.nu.or.id

Naudzubillahi min dzalik 

Golongan orang-orang seperti ini sudah sering kita temui di sekitar kita. Semoga Allah SWT selamatkan kita semua dari siksa api neraka dan mengampuni dosa-dosa yang kita lakukan. Aamiin ya robbal alamiin.

Ada enam kelompok manusia yang akan dijebloskan ke neraka tanpa melalui proses penghitungan amal ibadah (hisab). Mereka adalah orang-orang yang berbuat kezaliman di dunia serta selalu merugikan banyak orang. 

Penyebab mereka masuk neraka, bukan karena tidak mengerjakan amal ibadah yang diwajibkan dan amalan-amalan sunnah yang lain. 

Namun, amal ibadah yang mereka kerjakan sulit untuk mengalahkan dosa-dosa yang telah diperbuatnya. 

Menurut Imam al-Ghazali dalam kitab Minhaj al-Abidin, keenam kelompok orang itu (seperti dalam hadis yang diriwayatkan ad-Dulaimi) adalah : 

1. Pemimpin yang dzalim

Mereka adalah pemimpin yang tidak amanah ketika memegang jabatan. Jabatan yang dimiliki hanya digunakan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya bukan untuk kepentingan masyarakat. 

Padahal, dalam pandangan Islam, jabatan adalah sebuah amanah yang besar. Selain itu, pertanggungjawabannya bukan hanya kepada manusia melainkan juga kepada Allah SWT.

Itulah mengapa para sahabat enggan untuk memegang jabatan sebagai pemimpin demi menggantikan posisi Rasulullah SAW.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa jenazah Rasulullah baru dimakamkan tiga hari setelah beliau wafat. Hal ini dikarenakan para sahabat menunggu siapa pemimpin sesudah Rasulullah. 

“Saya mendengar Nabi S.A.W bersabda maksudnya : “Tidak ada seorang hamba yang Allah serahkan kepadanya untuk memimpin segolongan rakyat lalu ia tidak memelihara rakyatnya itu dengan menuntut dan memimpin mereka kepada kemaslahatan dunia dan akhirat melainkan tiadalah ia mencium bau syurga.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

2. Pengusaha yang khianat

Segala bentuk usaha yang dilakukan bertentangan dengan ajaran atau syariat Islam. Baik itu dikarenakan produknya yang haram ataupun cara berdagang yang dilarang dalam Islam, seperti halnya menipu. 

Kalau ia seorang pedagang buah, di atas keranjang buah selalu ditempatkan buah-buah yang masih baru dan segar. Namun di bagian bawahnya, buahnya dalam keadaan jelek bahkan ada yang busuk

Islam pun melarang setiap pedagang untuk mengurangi timbangan karena hal itu termasuk perbuatan menipu dan merugikan konsumen. 

Kegiatan menimbun barang juga merupakan perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam. Alasannya, kegiatan itu biasanya digunakan untuk meresahkan masyarakat karena menyebabkan harga barang mahal. 

3. Penguasa kecil yang sombong

Kadangkala kita menjumpai di masyarakat bahwa pemimpin-pemimpin daerah justru ingin diperlakukan dengan istimewa dibandingkan pemimpin yang kedudukannya lebih tinggi. 

Mereka memiliki kesombongan dengan jabatan yang dikuasai. Padahal yang berhak sombong tidak lain dan tidak bukan adalah Allah SWT.

4. Fanatisme golongan

Fanatisme golongan adalah orang-orang yang berlebihan terhadap sebuah kelompok atau golongan. Apa pun akan mereka lakukan demi golongannya. 

Mereka berjuang bukan untuk mencari ridha Allah SWT melainkan untuk kepentingan kelompoknya. Ketika umat Islam dizalimi mereka tidak beraksi tapi kalau kelompok mereka diganggu dan dianiaya mereka akan berjuang habis-habisan. 

“Seorang lelaki (ayah perempuan yang meriwayatkan hadis) bertanya: ‘Wahai Rasulullah, adakah dianggap ashabiyah puak orang yang sayang kepada kaum bangsanya?’ Jawab baginda S.A.W : ‘Tidak, tetapi ashabiyah ialah apabila seorang itu menolong bangsanya kepada kezaliman”. (Hadis Riwayat Abu Daud, Ibn Majah dan sebagainya)

5. Orang awam karena kebodohannya

Mereka hanya ikut-ikutan dengan sekolompok orang yang dianggap benar. Akibatnya, mereka tidak mengerti apa yang telah mereka lakukan. 

Di dalam Alquran, Allah SWT menjelaskan, supaya meninggikan derajat orang yang berilmu. Hal ini dikarenakan mencari ilmu dalam Islam juga merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.

Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya, ”Barangsiapa menuntut ilmu berarti menuntut jalan ke syurga”. (Hadis Riwayat Muslim)

6. Ulama yang memiliki hati dengki

Ulama menurut arti bahasa adalah orang yang berilmu. Setiap ilmu yang dimiliki harus digunakan untuk kepentingan umat, bukan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu. 

Selain itu, nantinya ilmu yang dimiliki akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. 

Naudzubillahi min dzalik. Semoga kita semua dijauhkan dari Allah dari golongan orang-orang tersebut. Dan semoga Allah SWT menyelamatkan kita dari kejamnya api neraka jahannam. Aamiin ya robbal alamiin.

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat