Ilustrasi Ummu Jamil dalam film Umar bin Khattab - Image from kisahteladan354.blogspot.com
Sepasang suami istri ini diabadikan dalam Al Quran
Bukan karena amalan baiknya, melainkan perilakunya yang tercela. Tak hanya menjelaskan hal itu, surat Al Lahab juga berisi tentang vonis terbuka bahwa keduanya akan dimasukkan ke dalam neraka.
Bukan hanya Abu Lahab saja yang menjadi pembangkang dan penentang dakwah Nabi Muhammad. Istrinya yang bernama Ummu Jamil Arwa binti Harb pun juga sering mencaci dan menghina Nabi Muhammad SAW.
Bahkan gangguannya terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW benar-benar keji.
Pakar Tafsir Al Quran Prof Quraish Shihab dalam bukunya Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, sebelum diturunkannya Surah Al-Lahab tentang perilaku keduanya, sepasang suami istri ini memang sering mengganggu dakwah Nabi.
Apalagi semakin menjadi-jadi setelah diturunkannya surah tersebut.
Sebelum surah itu diturunkan, Abu Lahab sempat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW mengenai apa yang akan diperoleh jika memeluk Islam.
Nabi Muhammad SAW pun kemudian menjawab: “Seperti apa yang diperoleh kau Muslim,”.
Lalu Abu Lahab pun menjawab: “Celakalah agama ini bila aku dipersamakan dengan mereka (umat Muslim),”.
Namun demikian, Nabi Muhammad SAW tidak membalas cacian dan hinaan tetapi Allah menurunkan Surah Al-Lahab.
Kekejaman Aksi Istri Abu Lahab pada Nabi
Setelah turunnya surat itu, Ummu Jamil Arwa binti Harb menyebarluaskan fitnah dan propaganda buruk kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan ia sering menaburkan duri-duri di jalan yang biasa beliau lewati.
Saat istri Abu Lahab itu mendengar turunnya surah tersebut, dia menuju masjid di mana Nabi SAW sedang duduk bersama Abu Bakar.
Saat itu dia membawa segenggam batu untuk melempari Nabi Muhammad SAW. Namun demikian, Allah menutupi pandangannya sehingga ia tidak mampu melihat posisi Nabi.
Kendati begitu, dia menyampaikan kemarahannya pada Nabi sambil menamai Nabi Muhammad SAW dengan sebutan Mudzamman yang berarti yang tercela.
Gangguan dari istri Abu Lahab ini pun sering juga ditimpali oleh sang suami. Sepasang suami istri ini sering menolak, menentang, dan mengganggu dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah dengan cara-cara yang keji.
Mereka bahkan tidak mau mengindahkan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW yang amanah dan berbudi pekerti itu adalah keponakan dan saudaranya sendiri.
Untuk itu, sikap suami istri ini sangatlah berbeda dengan sikapnya semula. Jika dulu Abu Lahab begitu gembira dengan kelahiran Nabi dengan memerdekakan budak, kini ia justru tampil menjadi musuh besar dalam dakwah Nabi.
Ia membenci Nabi, menghina hingga mengganggu dakwah beliau hingga akhir hayatnya.
Kisah ini menjadi pembelajaran penting bagi umat Islam agar mau berlapang dada menerima kebenaran meski berbeda dengan apa yang diyakininya selama ini.
Selain itu kisah ini juga berpesan, bahwa seharusnya sepasang suami istri tidak saling mendukung perbuatan buruk yang dilakukan oleh pasangannya. Melainkan harus saling menasehati dalam hal baik dan mencegah yang munkar.
Naudzubillahi min dzalik. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang mau menerima kebenaran dan menempuh jalan lurus yanag ditunjukkan dalam agama Islam.