Ilustrasi orang gila harta - Image from idntimes.com
Siapakah orang yang celaka itu?
Nabi Muhammad SAW pernah menyebutkan ciri-ciri orang yang celaka dan terhina. Berikut adalah isi hadist beliau dan bagaimana untuk menjauhkan diri dari tanda-tanda tersebut.
Hal ini tersirat dengan jelas dari hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari, hadist tersebut menunjukkan bahwa mereka yang celaka adalah mereka yang menjadi hamba dunia. Apa maksudnya?
تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ
“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah (sejenis pakaian yang terbuat dari wool/sutera). Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah.” (HR. Bukhari)
Hadist Rasulullah SAW diatas menyebutkan bahwa ada orang yang menjadi hamba dinar, hamba dirham padahal semuanya adalah sesuatu yang fana dan tidak kekal.
Golongan tersebut adalah orang-orang yang menjadi hamba rupiah, hamba riyal atau hamba dollar, sampai-sampai dia mengatakan: ”Time is money.”
Semuanya berkutat untuk mengejar dunia dan seluruh isinya. Orang yang seperti ini kata Nabi SAW adalah orang yang celaka karena seluruh waktunya, kebahagiaannya, kesedihannya, hanya diberikan untuk dunianya.
Sehingga, ia lupa dengan akhiratnya, jadi ia mempersiapkan sesuatu yang tidak bisa dibawa ke kampung akhirat.
Salah satu yang termasuk golongan orang yang diperbudak oleh dunia adalah model atau wanita yang mengoleksi banyak barang mewah.
Mulai dari mengoleksi jam mahal, tas mahal, sepatu mahal dan berbagai barang mewah lainnya.
Jika kita disibukkan dengan hal yang seperti ini, yakni mengumpulkan duniawi hingga bertumpuk-tumpuk dan berlebihan. Maka kita termasuk golongan orang-orang yang mencintai dunia dan dicela oleh Nabi Muhammad SAW.
Jika mereka mendapatkannya dia senang dan ridha dan jika dia tidak mendapatkannya dia akan jadi murka.
Mereka yang berlomba mendapatkan dunia adalah sifat orang-orang munafik, sebagaimana yang Allah SWT sebutkan dalam Al-Qur’an:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (QS. At-Taubah: 58)
Jadi orang munafik di zaman Nabi Muhammad SAW ternyata masih ada sampai sekarang ini. Jika ada orang yang beriman dengan harta yang sedikit yang ia infakkan mereka akan berkata.
”Harta yang sedikit itu untuk apa? Tidak bisa membeli apapun“ ini ciri orang munafik.
Tetapi jika orang berinfak dengan harta yang banyak mereka berkata: ”Orang ini berinfak tidak lain karena untuk riya (mau dikata atau ingin mendapakan pujian) maka turunlah ayat di atas.
Naudzubillahi min dzalik.
Semoga kita dijauhkan dari sikap menghamba pada duniawi, serta selalu mendapatkan bimbingan dari Allah SWT dalam menjalani kehidupan. Jangan sampai duniawi membuat kita buta dan lalai akan perintah Allah SWT.