Ilustrasi bayi - Image from hot.liputan6.com
Meninggal di usia yang masih anak-anak
Jarang diketahui, Nabi Muhammad SAW memiliki tiga anak laki-laki, yang semuanya meninggal di usia dini atau masih anak-anak. Berikut adalah penjelasan ulama terkait pertanyaan mengapa anak-anak laki-laki Nabi selalu meninggal di usia dini.
Nabi Muhammad SAW memiliki sejumlah anak lelaki yang mungkin jarang diketahui Umat Islam, dikarenakan mereka meninggal di usia yang sangat pendek.
Berikut adalah anak laki-laki Nabi Muhammad SAW:
Qasim adalah putra pertama Nabi Muhammad dan Khadijah. Ada dua pendapat bahwa Qasim dilahirkan sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi. Dan juga pendapat ia dilahirkan sesudah ayahnya diangkat menjadi nabi.
Setelah Qasim lahir, Nabi Muhammad SAW kemudian mendapat julukan Kuniyah Abul Qasim. Sayangnya, ia wafat saat masih sangat belia yakni saat berusia sekitar 17 bulan.
Setelah kelahiran Hz Fatima (RA), putra kedua Nabi Muhammad SAW dan Kahdijah bernama Abdullah lahir.
Abdullah juga dikenal sebagai al-Tahir dan al-Tayyib. Sama dengan Qasim, dia juga meninggal pada usia yang sangat muda yakni kira-kira di di tahun 615 Masehi.
Ibrahim adalah Anak terakhir dari Nabi Muhammad yang dilahirkan dari rahim Maria al-Qibthiyah. Ibrahim lahir pada tahun 630 Masehi atau 08 Hijriah.
Sebagaimana dua putra laki-laki Rasulullah yang lainnya, Ibrahim pun wafat di usia yang pendek. Ia meninggal pada tahun 10 Hijriah atau 631 Masehi sekitar usia 18 bulan.
Anak Laki-laki NabiiSelalu Meninggal di Usia Dini
Berdasarkan informasi diatas maka kita mengetahui bahwa ketiganya meninggal dunia pada usia yang relatif pendek.
Oleh sebab itu, tidak ada garis keturunan yang langsung mengarah pada nasab bin Muhammad SAW.
Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho menjelaskan, kemungkinan besar ditiadakannya keturunan dari garis anak-anak lelaki Nabi Muhammad SAW dikarenakan kehendak Allah yang memang menginginkan hal tersebut.
Menurut beliau, ditiadakannya keturunan dari garis anak lelaki dikarenakan khawatir umat Islam akan mengkultuskan atau mendewakan keturunan Nabi Muhammad SAW tersebut.
“Rupanya Allah tidak menghendaki Nabi punya anak laki-laki. Karena bisa jadi, jika Nabi punya anak laki-laki maka (anak dan keturunannya) akan dikultuskan, didewa-dewakan,” kata KH Ashin dalam kajian live streaming, di Ahsin Sakho Center, Ahad (15/11).
Selain itu, beliau juga mengungkapkan ketika Nabi memiliki keturunan dari jalur anak perempuan saja, umat Islam kala itu terlihat sangat memuja-muji keturunan beliau.
Misalnya bagaimana umat Islam memberikan puja dan puji kepada cucu Nabi yakni Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein.
Tak sedikit bahkan dari kaum Islam di Makkah yang memuja-muji keturunan Nabi itu hingga menawarkan anak-anak gadisnya untuk keturunan Nabi.
Maka tidak aneh jika ditidakannya keturunan Nabi dari jalur laki-laki dimungkinkan untuk menghindari adanya pengkultusan yang berlebihan pada keturunan Nabi.
“Makanya Nabi pernah berkata law kana Ibrahimu hayyan, la kaana Nabiyya (jika Ibrahim anakku bisa terus hidup, maka dia bisa punya perangai kenabian,” ujarnya.
Nabi Muhammad adalah Nabi Penutup
Selain itu, Ustaz Kiki Al Haddad juga pernah mengungkapkan alasan mengapa anak-anak lelaki Nabi Muhammad SAW meninggal di usia dini, sebagaimana yang dikutip dari Okezone.com, pada Kamis (9/5/2019).
“Semua ulama ketika ditanya tentang ini pasti menjawab karena “Allah maha tahu” dan ada juga pendapat lain yaitu bahwa bila anak laki-laki nabi tumbuh dewasa akan menjadi nabi. Seandainya anak lelaki nabi hidup sampai dewasa, maka pasti dia juga akan menjadi nabi setelah Muhammad. Apabila ini terjadi maka berarti Rasulullah tidak lagi menjadi penutup para Nabi dan Rasul dan itu bertentangan dengan ketetapan Allah,” kata Ustaz Kiki Al Haddad.
Hal ini juga pernah ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya di Al Quran Surat Al Ahzab ayat 40. Bahwa Nabi Muhammad SAW bukanlah bapak dari laki-laki diantara manusia, melainkan beliau adalah Rasulullah SAW dan penutup Nabi.
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Ahzab:40)
Wallahu 'alam.