Ilustrasi disleksia - Image from id.pinterest.com
Disleksia Adalah: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya Ketahui lebih lanjut mengenai disleksia, autisme, dan ADHD.
Disleksia adalah gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca maupun mengingat. Kondisi ini disebabkan oleh adanya kelainan pada area otak kiri yang memproses kemampuan berbahasa dan mengingat. Yuk, cari tahu seputar gejala, penyebab, dan pengobatan disleksia berikut ini.
Baca Juga :
1. Deretan Makanan dan Suplemen yang Mengandung Vitamin B12
2. Tinggi Badan Ideal Bayi dan Balita, Bunda Wajib Tahu!
3. Diabetes Insipidus Adalah: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Banyak orang yang belum bisa membedakan antara disleksia dengan autisme. Pada dasarnya, autisme dan disleksia adalah dua hal yang berbeda, meskipun keduanya memang memiliki kemiripan.
Disleksia adalah penyakit gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan untuk membaca, menulis, atau mengeja.
Penderita disleksia akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya menjadi huruf ataupun kalimat.
Disleksia tergolong gangguan saraf pada bagian otak yang berfungsi untuk memproses bahasa, dan bisa dijumpai pada anak-anak ataupun orang dewasa.
Meskipun penderita disleksia mengalami kesulitan dalam belajar, namun penyakit ini tidak akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya.
Jadi, apabila seseorang hanya terkena disleksia saja tanpa autisme, umumnya tingkat kecerdasan mereka berada di batas normal, sehingga apabila dilakukan pelatihan dan terapi yang baik, maka penderitanya dapat berprestasi dengan baik.
Anak-anak yang mengalami disleksia memiliki penglihatan dan kecerdasan yang normal, sehingga terkadang tidak disadari selama bertahun-tahun bahkan sampai dewasa.
Perlu diperhatikan pula, disleksia dan ADHD adalah dua hal yang berbeda. ADHD merupakan gangguan yang terjadi pada otak yang ditandai dengan kurangnya perhatian dan/atau hiperaktif serta impulsif yang mengganggu fungsi dan perkembangan otak anak, dan akan terus berlanjut hingga remaja dan dewasa.
Jadi ingat ya! antara autisme, disleksia ADHD adalah tiga hal yang berbeda.
Umumnya, sakit disleksia adalah gangguan yang dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung pada usia dan tingkat keparahan yang dialami oleh penderitanya. Gejala disleksia bisa muncul pada anak usia 1-2 tahun atau setelah dewasa.
Pada anak balita, gejala disleksia akan sulit untuk dikenali. Namun setelah anak mencapai usia sekolah, maka gejala akan semakin terlihat, terutama saat anak belajar membaca. Adapun gejala yang muncul antara lain:
Perlu diperhatikan, apabila perkembangan kemampuan membaca dan menulis anak terlihat lambat, segera konsultasikan dengan dokter spesialis. Karena apabila disleksia dibiarkan tanpa penanganan, maka kesulitan anak dalam membaca akan berlangsung terus hingga dewasa.
Tak jauh berbeda dengan disleksia pada anak, disleksia pada orang dewasa memiliki gejala antara lain:
Sampai saat ini, penyebab disleksia belum diketahui secara pasti. Namun kondisi ini diduga terkait dengan kelainan gen yang mempengaruhi kinerja otak dalam membaca dan berbahasa.
Selain itu, ada pula sejumlah faktor lain yang diduga memicu kelainan gen tersebut, antara lain:
Ilustrasi terapi disleksia - Image from id.pinterest.com
Disleksia adalah penyakit yang tergolong tidak dapat disembuhkan, namun deteksi dan penanganan sejak usia dini terbukti mampu meningkatkan kemampuan penderitanya dalam membaca.
Salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan baca tulis penderita disleksia adalah fonik. Metode ini berfokus untuk meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memproses suara. Dalam metode fonik, penderita disleksia akan diajari sejumlah hal, antara lain:
Selain itu, terapi disleksia seperti terapi yoga juga bisa membantu meningkatkan kemampuan penderita disleksia.
Ketika menjalani terapi yoga secara rutin, anak disleksia pelan-pelan akan bisa memahami huruf dengan cara memusatkan pikiran dan mulai mengeja serta menulis huruf tersebut.
Ketika kemajuan anak sudah terlihat, Anda disarankan untuk tidak langsung menghentikan terapi. Karena hal ini akan membuat kemampuan anak kembali lagi ke titik awal sebelum terapi yoga dilakukan.
Nah, untuk membantu proses penyembuhan anak, orang tua juga dapat melakukan hal-hal seperti:
Apabila disleksia anak tidak segera ditangani, maka akan sangat kesulitan dalam membaca. Selain itu, kemampuannya dalam memahami pelajaran di sekolah juga akan tertinggal.
Oleh karena itu, jika anak memperlihatkan gejala disleksia, segera konsultasikan ke dokter. Pengobatan akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin. Semoga bermanfaat.