Sifat wanita yang dibenci Allah - Image from islam.nu.or.id
Akhi, pastikan calonmu tidak memiliki sifat ini
Akhi, Anda ingin menikah? Selain berdo'a, jangan lupa selalu berusaha untuk mendapatkan wanita yang baik. Jangan sampai memilih wanita yang mempunyai sifat ini karena Allah sangat membencinya dan tak dapat dinikahi atau dijadikan istri.
Wanita yang baik menurut Islam itu adalah wanita yang bagus akhlaknya, dan juga tidak memiliki sifat-sifat yang dibenci oleh Allah. Apa saja sifat wanita yang dibenci Allah itu? Berikut penjelasan selengkapnya.
Dalam agama Islam, apabila seorang pria ingin menikahi perempuan, ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang artinya,
“Seorang perempuan dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka hendaklah kamu pilih perempuan yang taat agamanya (ke-Islamannya), niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Ihya’ Ulum Ad-Diin, Imam Al-Ghazali rahimahullah menyebutkan ada enam sifat wanita muslimah yang harus dijauhi :
قَالَ بَعْضُ العَرَبِ (لاَ تَنْكِحُوا مِنَ النِّسَاءِ سِتَّةٌ لاَ أَنَّانَةَ وَلاَ مَنَّانَةَ وَلاَ حَنَّانَةَ وَلاَ تَنْكِحُوْا حَدَّاقَةَ وَلاَ بَرَّاقَةَ وَلاَ شَدَّاقَةَ)
Artinya: “Sebagian orang Arab berkata, janganlah menikahi enam wanita: Al-annaanah, Al-mannaanah, Al-hannanah, Al-haddaqah, Al-barroqoh, dan Asy-syaddaqah.”
Berikut penjelasan dari ke-6 sifat tersebut:
Annanah artinya adalah wanita yang suka mengeluh dan mengadu, dia seperti membalut kepalanya menggunakan perban setiap waktu.
Apabila wanita ini dinikahi oleh seorang pria, maka sama saja pria tersebut menikahi orang yang sakit atau orang yang pura-pura sakit, artinya tidak ada kebaikan bagi sang suami.
Menikahi wanita tipe ini akan membuat sang suami merasa kesulitan untuk mencapai sakinah dalam keluarga. Karena mengeluh tidak akan mendatangkan solusi apapun, justru dapat menguras emosi suami.
Sedangkan mengadu juga merupakan sifat wanita yang dibenci pria, sifat ini sering merusak hubungan baik dengan sesama, kerabat ataupun sahabat. Terlebih jika yang suka diadukan istri adalah orangtua suami.
Mannaanah bisa diartikan sebagai wanita yang gemar mengungkit kebaikan-kebaikannya pada suaminya, ia selalu berkata, “Aku sudah melakukan banyak hal ini dan itu karenamu.”
Menikahi wanita tipe ini akan membuat seorang pria terhambat menjalankan perannya sebagai pemimpin keluarga.
Apabila dia berbeda pendapat dengan istrinya, maka sang istri akan terus mengungkit kebaikan dan jasanya. Keadaan ini makin sulit jika secara ekonomi sang suami ‘lebih rendah’ dari istrinya.
Selain itu, mengungkit kebaikan sangatlah berbahaya bagi kehidupan akhirat keluarga. Setiap keluarga seorang Muslim pastinya menginginkan bisa masuk surga bersama-sama.
Akan tetapi sayangnya perilaku mengungkit kebaikan, bisa mengancam terhapusnya pahala kebaikan tersebut.
Baca Juga: Lafadz Doa Untuk Anak Istri dan Keluarga
Hannanah bisa diartikan sebagai wanita yang merindukan suami yang lain ataupun anak dari suami yang lain.
Al-hannanah juga merupakan wanita yang suka menceritakan serta membanggakan orang lain di masa lalunya. Apabila ia janda, dia akan membangga-banggakan mantan suaminya.
Namun jika ia belum pernah menikah sebelumnya, mungkin dia akan membangga-banggakan ayahnya serta membandingkannya dengan suaminya.
Bahkan, wanita dengan tipe ini mungkin juga akan membangga-banggakan saudaranya atau temannya di hadapan suami.
Lebih parah lagi jika ternyata ia pernah berpacaran sebelum menikah, dan membangga-banggakan pacarnya di hadapan suami. Astagfirullah, naudzubillahimindzalik!
Haddaqah artinya wanita yang memandang tajam segala sesuatu dengan bola matanya, ia tertarik sehingga membebani suaminya dalam hal berbelanja. Artinya, ia boros dan konsumtif.
Apabila wanita-wanita tipe sebelumnya menguras emosi suami, wanita dengan tipe ke-4 ini menguras kantong suami.
Selain keinginan belanjanya besar dan mudah tertarik dengan suatu barang, ia juga suka meminta suami untuk membelikan barang tersebut. Meskipun suaminya tergolong orang yang kaya, sikap yang boros tetap tidak baik dan tidak disukai oleh Allah.
Anda bisa membayangkan jika suaminya pas-pasan atau miskin, betapa banyak suami yang akhirnya terperosok ke jalan haram karena permintaan istri yang diambang batas.
Dalam hal ini, Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa barroqoh memiliki dua makna yang berbeda.
Yang pertama, adalah tipe wanita yang setiap hari dan sepanjang waktu selalu mengilapkan wajahnya, berhias diri agar wajahnya berkilau dan bersinar, namun itu hanyalah aktivitas yang dibuat-buat.
Kedua, ia adalah tipe wanita yang sering marah pada makanan, ia tidak akan makan kecuali sendirian, kalau makan pun hanyalah sedikit.
Arti kedua ini adalah kosakata dari Yamaniyah. Mereka menyebut istilah ini untuk anak kecil yang marah saat makan.
Dengan kata lain, wanita ini adalah tipe pemurung. Bagaimana mungkin keluarga bisa sakinah mawaddah wa rahmah jika sang istri suka berbuat demikian?
Baca Juga: Wajib Tahu, 7 Sifat Istri yang Baik Menurut Rasulullah
Secara bahasa, syaddaqah artinya lebar sudut mulutnya, wanita tipe ini adalah wanita yang banyak bicara, dalam hadits disebutkan, “Allah membenci orang tsartsarin (banyak cakap) mutasyaddaqin (banyak bicara).”
Hampir setiap hal dikomentari olehnya, dan parahnya komentar tersebut bukanlah komentar yang bermanfaat, mirip seperti sifat wanita pms.
Menikahi wanita tipe ini, akan mempersulit suami dalam menemukan kedamaian, karena semua sikapnya akan menjadi sasaran komentar nyinyir sang istri.
Mengenai hal ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik perempuan adalah yang menyenangkan suami apabila ia melihatnya, mentaati apabila suami menyuruhnya, dan tidak menyelisihi atas diri dan hartanya dengan apa yang tidak disukai suaminya.” (HR. Ahmad dan Nasa’i)
Ingat ya akhi, jangan menikahi wanita yang memiliki ke-6 sifat tersebut. Anda tidak perlu mencocokkan diri Anda dengan hal-hal yang tidak perlu, misalnya dengan mencari sifat wanita sagitarius, sifat wanita scorpio, sifat wanita taurus, sifat wanita cancer, dan lain sebagainya.
Percayalah, hal-hal gaib seperti sifat wanita aries, sifat wanita aquarius, sifat wanita leo itu adalah sesuatu yang tidak dibenarkan dalam Islam.
Rasulullah Shallahu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang mempelajari ilmu nujum berarti ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, apabila bertambah ilmu nujumnya maka bertambah pulalah ilmu sihirnya.” (HR Ahmad dengan sanad hasan).
Hadits diatas dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa ilmu nujum (yang termasuk dalam hal ini adalah ramalan bintang atau zodiak) merupakan bagian dari sihir.
Bahkan Rasulullah berkata bahwasanya apabila ilmu nujumnya itu bertambah, maka hal ini berarti bertambah pula ilmu sihir yang dipelajari oleh orang tersebut.
Sedangkan hukum sihir itu sendiri adalah HARAM dan termasuk dalam KEKAFIRAN, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang artinya:
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).” (QS. Al Baqarah: 102)
Ilustrasi istri yang baik - Image from id.pinterest.com
Bagaimanakah sifat wanita cantik itu? Wanita yang baik tidak hanya berparas cantik, melainkan juga memiliki budi pekerti yang luhur.
Alih-alih hanya berfokus pada kecantikan wajah saja, lebih baik percantik akhlak dengan tips-tips berikut ini:
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah menghadiri shalat ied bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memulai dengan shalat kemudian khutbah tanpa azan dan tanpa iqamah. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri bersandar pada Bilal, beliau memerintahkan untuk bertakwa kepada Allah dan mendorong untuk taat kepada-Nya.
Beliau memberikan wejangan dan mengingatkan manusia saat itu. Kemudian beliau lewat dan mendatangi jamaah wanita lantas beliau menyampaikan wejangan dan mengingatkan mereka. Beliau berkata,
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنَّكُنَّ أَكْثَرُ حَطَبِ جَهَنَّمَ
Artinya: “Wahai para wanita, bersedekahlah karena kalian itu yang paling banyak menjadi bahan bakar neraka Jahannam.”
Kemudian ada seorang wanita terbaik yang nampak tidak berhias diri di antara mereka berdiri lalu berkata, “Kenapa wanita yang paling banyak masuk neraka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
لِأَنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ الشَّكاَةَ وَتَكْفُرْنَ العَشِيْرَ
Artinya: “Karena kalian banyak mengaduh dan tidak mensyukuri pemberian suami kalian.”
Jabir berkata, “Lantas para wanita bersedekah dengan perhiasan mereka. Mereka melemparkan perhiasan mereka pada kain Bilal, ada di situ anting dan cincin mereka.” (HR. Bukhari, no. 978 dan Muslim, no. 885. Imam Bukhari menyebutkan dalam Bab “Nasihat imam pada wanita pada hari ied”).
Baca Juga: Lafadz Doa Agar Suami Sayang Istri dan Tidak Selingkuh
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
Artinya: “Hai orang-orang mu’min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka.” (QS. At-Taghabun: 14).
Mujahid berkata dengan ayat di atas, “Wanita (istri) dapat mengantarkan suami untuk memutus hubungan kerabat, berbuat maksiat pada Allah. Karena begitu cintanya sampai suami tetap menurutinya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:292).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (QS. Al-Baqarah: 264)
Ayat diatas menunjukkan faedah, dilarang menghilangkan pahala sedekah dengan mengungkit-ungkitnya atau menyakiti hati penerimanya, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
Mengungkit-ungkit pemberian serta menyakiti hati penerimanya bisa merusak amalan sedekah seperti orang yang bersedekah karena riya’, yaitu amalnya ingin dipertontonkan kepada orang lain demi mendapat pujian.
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُؤْذِى امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَ تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
Artinya: “Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia, maka calon istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata: ‘Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu. Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada kami.’” (HR. Tirmidzi, no. 1174 dan Ibnu Majah, no. 2014. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Baca Juga: Suami Selingkuh, Cerai atau Bertahan?
Qana'ah artinya ridha dengan pemberian Allah Subhanahu Wa Ta'ala, seorang istri haruslah merasa cukup dengan pemberian suaminya.
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
Artinya: “Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4:278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 667).
Adapun manfaat sifat qanaah adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits berikut,
Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Artinya: “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi, no. 2346; Ibnu Majah, no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِعَلَيْكُمْ
Artinya: “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Muslim, no. 2963).
Mu’adz bin Jabal berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا نَبِيَ اللهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذٍ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُْهِهِمْ، أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ، إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
Artinya: “Wahai Nabi Allah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda, “Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi, no. 2616. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Artinya: Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai, no. 3231 dan Ahmad, 2:251. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كُنَّا نِسَاؤُنَا يَخْتَضَبْنَ بِاللَّيْلِ فَإِذَا أَصْبَحْنَ فَتَحْنَهُ فَتَوَضَّأْنَ وَصَلَّيْنَ ثُمَّ يَخْتَضَبْنَ بَعْدَ الصَّلاَةِ ، فَإِذَا كَانَ عِنْدَ الظُّهْرِ فَتَحْنَهُ فَتَوَضَّأْنَ وَصَلَّيْنَ فَأَحْسَنَّ خِضَابًا وَلاَ يَمْنَعُ مِنَ الصَّلاَةِ
Artinya: “Istri-istri kami punya kebiasaan memakai pewarna kuku di malam hari. Jika tiba waktu Subuh, pewarna tersebut dihilangkan, lalu mereka berwudhu dan melaksanakan shalat. Setelah shalat Shubuh, mereka memakai pewarna lagi. Ketika tiba waktu Dhuhur, mereka menghilangkan pewarna tersebut, lalu mereka berwudhu dan melaksanakan shalat. Mereka mewarnai kuku dengan bagus, namun tidak menghalangi mereka untuk shalat.” (HR. Ad-Darimi, no. 1093. Syaikh Abu Malik menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih dalam Shahih Fiqh As-Sunnah li An-Nisa’, hlm. 419).
Demikianlah artikel tentang sifat wanita yang harus diwaspadai ini, semoga bermanfaat dan semoga Allah selalu memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua, aamiin.
Sifat wanita yang dibenci Allah - Image from wajibbaca.com