Tak Hanya Orang Tua dan Lansia, 2 Balita di Indonesia Juga Positif Corona

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 14 Mar 2020

Seorang ayah menangis saat melihat bayinya diisolasi karena terpapar corona.png - Image from technologue.id

2 balita jadi korban keganasan corona

Kejadian ini mengingatkan kita akan perlunya menjaga kesehatan, baik itu kesehatan diri sendiri maupun anak. Di Indonesia kasus corona semakin meningkat yang awalnya diumumkan 2 orang kini sudah menjadi 96 kasus dan korban meninggal hingga 4 orang. Dan salah satunya yang terjangkit adalah 2 balita.

Virus corona semakin membabi buta, juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto mengungkapkan bahwa hingga Jumat (13/3/2020) sore, sebanyak 69 orang di Indonesia dinyatakan positif virus Covid-19. 

Mirisnya, dari jumlah tersebut dua di antaranya masih balita. Kedua pasien diidentifikasi sebagai pasien ke-49 dan ke-54. Pasien ke-49 merupakan laki-laki berusia tiga tahun dan dalam kondisi sakit ringan sedang. 

Sedangkan pasien ke -54, seperti kata Yurianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (13/3/2020), merupakan laki-laki berusia dua tahun, nampak kondisi sakit sedang. 

Baca Juga: Awas, Corona di Indonesia Meningkat Dua Kali Lipat, 3 Orang Tewas

Kedua balita pasien positif corona tersebut diketahui dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama dinas kesehatan wilayah terkait terhadap pasien yang sebelumnya telah dinyatakan positif. 

"Data yang saya berikan ini adalah hasil tracing dari dua hari lalu setelah dilaporkan dari daerah sampai dengan tadi siang," kata Yuri. 

Keduanya, tambah Yuri, diduga tertular dari orang tuanya yang juga dinyatakan positif virus COVID-19. Meskipun demikian, Yuri tidak merinci, pasien nomor berapakah yang menjadi orang tua kedua pasien balita tersebut. 

Termasuk, dimana lokasi isolasi keduanya saat ini. Dilaporkan, dari 69 kasus positif Covid-19, empat orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan lima lainnya telah sembuh.

Baca Juga: Heboh, Satu Pasien Positif Corona Kabur dari RSUP Persahabatan

قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيْقُ z يَوْمًا: وَاللهِ، مَا عَلَى الْأَرْضِ رَجُلٌ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ عُمَرَ، فَلَمَّا خَرَجَ رَجَعَ فَقَالَ: كَيْفَ حَلَفْتُ أَيْ بُنَيَّةُ؟ فَقُلْتُ لَهُ، فَقَالَ: أَعَزُّ عَلَيَّ، وَالْوَلَدُ أَلْوَطُ

Artinya: “Suatu hari, Abu Bakr Ash-Shiddiq z mengatakan, ‘Demi Allah, tak ada seorang pun di atas bumi ini yang lebih kucintai daripada ‘Umar (Umar bin Khaththab z, red.)!’ Ketika Abu Bakr kembali, dia pun bertanya, ‘Bagaimana sumpahku tadi, wahai putriku?’ Aku pun mengatakan kembali apa yang diucapkannya. Kemudian Abu Bakr berkata, ‘Dia memang sangat berarti bagiku, namun anak lebih melekat di dalam hati’.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani t dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 61: hasanul isnad)

Memang begitu dalam rasa cinta dan kasih sayang orangtua terhadap anaknya. Tak sampai hati rasanya melihat anak tercinta terbaring pucat, kehilangan gairah dan keceriaannya, ditambah lagi demam yang tak kunjung reda akibat corona, diiringi tangisan menahan rasa sakit. 

Ada sesuatu yang terasa hampa dan kosong di dalam dada. Ingin rasanya berbuat sesuatu untuk menghilangkan segala penderitaannya. Namun ternyata kita tak mampu berbuat apa-apa.

Namun sungguh tak pantas jika kita berkeluh kesah atas musibah ini. Bahkan sikap yang satu ini harus kita jauhi, karena bisa menjerumuskan kita dalam azab, menjadi bahan bakar jahannam, na'udzu billah! 

Rasulullah memberikan wejangan kepada para wanita di hari raya. Dikisahkan oleh Jabir bin ‘Abdillah:

شَهِدْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ n الصَّلاَةَ يَوْمَ الْعِيْدِ، فَبَدَأَ بِالصَّلاَةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ، ثُمَّ قَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى بِلاَلٍ، فَأَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ، وَحَثَّ عَلَى طَاعَتِهِ، وَوَعَظَ النَّاسَ، وَذَكَّرَهُمْ، ثُمَّ مَضَى حَتَّى أَتَى النِّسَاءَ، فَوَعَظَهُنَّ وَذَكَّرَهُنَّ، فَقَالَ: تَصَدَّقْنَ، فَإِنَّ أَكْثَرَكُنَّ حَطَبُ جَهَنَّمَ. فَقَامَتِ امْرَأَةٌ مِنْ سِطَةِ النِّسَاءِ سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ، فَقَالَتْ: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟

قَالَ: لِأَنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ الشَّكَاةَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ. قَالَ: فَجَعَلْنَ يَتَصَدَّقْنَ مِنْ حُلِيِّهِنَّ، يُلْقِيْنَ فِي ثَوْبِ بِلاَلٍ مِنْ أَقْرِطَتِهِنَّ وَخَوَاتِمِهِنَّ

Artinya: Aku menghadiri shalat pada hari raya bersama Rasulullah, maka beliau memulai dengan shalat sebelum khutbah tanpa adzan maupun iqamat. Kemudian beliau berdiri sambil bertelekan pada Bilal, memerintahkan manusia agar bertakwa kepada Allah, menghasung mereka untuk menaati-Nya, memberi wejangan serta mengingatkan mereka. Kemudian beliau pun berlalu, hingga mendatangi para wanita, lalu memberi wejangan kepada mereka serta mengingatkan mereka. Beliau bersabda, “Bersedekahlah kalian, karena kebanyakan kalian adalah bahan bakar Jahannam!” Maka berdirilah salah seorang wanita dari kalangan orang yang terbaik mereka yang di pipinya ada kehitaman, lalu bertanya, “Mengapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena kalian banyak berkeluh kesah dan kufur kepada suami.” Maka mulailah mereka bersedekah dengan perhiasan mereka, mereka melemparkan anting-anting dan cincin-cincin mereka ke baju Bilal.” (HR. Muslim no. 885)

Oleh karena itu, saat kesedihan melanda seperti ini, kiranya para orang tua harus mengingat kembali apa kata syariat yang sempurna. 

Bersabarlah, perbanyak dzikir dan doa, jangan sampai lupa bersedekah. Memohon kepada Allah bagi anak kita, disertai keyakinan bahwa Allah Ta'ala pasti akan mengabulkan doa kita. 

Baca Juga: Waspada, ini Hal yang Lebih Berbahaya dari Virus Corona!

Abu Hurairah menyampaikan bahwa Rasulullah pernah bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ

Artinya: “Ada tiga doa yang pasti akan terkabul, tidak diragukan lagi: doa orangtua, doa orang yang bepergian, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Abu Dawud no. 1536, dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Sunan Abi Dawud: hasan)

Bersabarlah saat diberi cobaan oleh Allah, semoga anak-anak kita selalu mendapat lindungan dari Allah Ta'ala, aamiin. 

Betapa hancur hatiku melihat anakku sakit

Sebagai orang tua, kita pasti sangat terpukul dengan kejadian diatas, bahkan setiap orang tua rela menggantikan posisi anaknya yang sedang terbaring lemah karena sakit yang dideritanya.

Hal ini pasti dirasakan oleh setiap orangtua, bahkan oleh seseorang yang paling mulia sekalipun, yaitu Rasulullah. Demikian pula orang yang paling mulia setelah beliau, yakni Abu Bakr Ash-Shiddiq. ‘Aisyah menceritakan: 

Cara Antisipasi Corona untuk Anak Balita

Sebagai upaya pencegahan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orangtua, antara lain:

1. Jaga kebersihan

Karena bayi sering meletakkan tangan di mulut, sering mencuci wajah dan tangan mereka serta membersihkan permukaan hingga benda yang mereka sentuh akan membantu lindungi buah hati dari infeksi.

2. Hindari tempat penitipan anak untuk sementara waktu

Tidak mengherankan bagi kebanyakan bayi yang dititipkan di tempat penitipan anak menjadi sering sakit.

Itu karena bayi dan anak kecil memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang. Padahal, mereka sering melakukan kontak dekat satu sama lain dan menyentuh barang-barang yang sama.

Jadi, jika bisa, hindari tempat ini untuk sementara waktu. Namun jika terpaksa harus menitipkan mereka, saat sudah di rumah, jangan lupa langsung mencuci tangan dan wajah dan ganti pakaian mereka.

Lalu, cuci tangan sendiri sebelum melakukan kontak dengan buah hati lagi.

3. Vaksinasi

Vaksinasi rutin adalah cara teraman dan paling efektif untuk melindungi bayi dan anak-anak dari penyakit.

4. Menyusui dengan ASI

ASI mengandung banyak hal untuk membantu mencegah dan melawan infeksi. Disarankan bayi hanya diberi ASI sampai mereka berusia enam bulan dan terus menyusui dengan makanan lain sampai usia dua tahun.

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat