Ilustrasi doa sholat dhuha - Image from www.alkwkb.com
Bagaimana bacaan doa sholat dhuha?
Dalam artikel ini kami akan membagikan bacaan doa sesudah sholat dhuha dan artinya lengkap beserta bacaan latin.
Disamping itu, artikel ini juga akan membahas tata cara sholat dhuha dan keutamaannya apabila dikerjakan secara istiqomah.
Jadi simak artikel berikut dengan baik ya...
Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang dikerjakan ketika matahari naik hingga masuk waktu dhuhur.
Sholat ini berhubungan erat dengan waktu, karena pengerjaannya hanya dilakukan pada waktu pagi saja atau pada waktu dhuha.
Selain itu, sholat dhuha sangat dianjurkan untuk dikerjakan karena terdapat keutamaan dan hikmah yang luar biasa didalamnya.
Waktu dhuha sendiri adalah pagi hari, yakni setelah terbitnya matahari tepatnya ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta.
Atau sekitar jam tujuh pagi (07.00), sampai waktu dzuhur yaitu sekitar jam 12 siang.
Terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan mengenai pelaksanaan waktu dhuha.
Dari Amr bin Abasah ra meriwayatkan sebuah hadist dalam riwayat Muslim berikut:
قدِم النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم المدينةَ، فقدِمْتُ المدينةَ،
فدخلتُ عليه، فقلتُ: أخبِرْني عن الصلاةِ، فقال: صلِّ صلاةَ الصُّبحِ، ثم أَقصِرْ عن الصَّلاةِ
حين تطلُعُ الشمسُ حتى ترتفعَ؛
فإنَّها تطلُع حين تطلُع بين قرنَي شيطانٍ،
وحينئذٍ يَسجُد لها الكفَّارُ، ثم صلِّ؛
فإنَّ الصلاةَ مشهودةٌ محضورةٌ، حتى يستقلَّ الظلُّ بالرُّمح
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam datang ke Madinah, ketika itu aku pun datang ke Madinah.
Maka aku pun menemui beliau, lalu aku berkata: wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang shalat.
Beliau bersabda:
kerjakanlah shalat shubuh. Kemudian janganlah shalat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi.
Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan.
Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru shalatlah.
Karena shalat ketika itu dihadiri dan disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil” (HR. Muslim no. 832).
Menurut Abdul Aziz bin Baz waktu sholat dhuha adalah sekitar 15 menit setelah matahari terbit.
Adapun penjelasan beliau adalah sebagai berikut :
ووقتها يبتدئ من ارتفاع الشمس قيد رمح في عين الناظر،
وذلك يقارب ربع ساعة بعد طلوعها
“Waktu shalat dhuha adalah dimulai ketika matahari meninggi setinggi tombak bagi orang yang melihatnya (matahari).
Dan itu sekitar 15 menit setelah ia terbit”
Zaid bin Arqam ra menjelaskan mengenai waktu yang paling utama mengerjakan sholat dhuha.
أنَّه رأى قومًا يُصلُّون من الضُّحى في مسجدِ قُباءٍ،
فقال: أمَا لقَدْ علِموا أنَّ الصلاةَ في غيرِ هذه الساعةِ أفضلُ، قال:
((خرَجَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم على أهلِ قُباءٍ،
وهم يُصلُّونَ الضُّحى، فقال: صلاةُ الأوَّابِين إذا رَمِضَتِ الفصالُ من الضُّحَى
Zaid bin Arqam melihat sekelompok orang yang sedang melaksanakan shalat Dhuha.
Kemudian ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih utama.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Shalat awwabin hendaknya dikerjakan ketika anak unta merasakan terik matahari” (HR. Muslim no. 748).
Baca Juga : Urusan Jadi Mudah Dengan Shalat Dhuha, Sudah Pernah Membuktikannya ?
Mengapa kita dianjurkan menunggu hingga lebih kurang 15 menit setelah matahari terbit?
Hal ini dikarenakan agar tidak bertepatan dengan waktu-waktu yang dilarang melaksanakan sholat.
Sebagai dalam Hadist Rasulullah SAW:
Dari Uqbah bin Amir radhiallahu 'anhu, beliau berkata,
ثَلاَثُ سَاعَاتٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّىَ فِيهِنَّ أَوْ أَنْ نَقْبُرَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا حِينَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ وَحِينَ يَقُومُ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ حَتَّى تَمِيلَ الشَّمْسُ وَحِينَ تَضَيَّفُ الشَّمْسُ لِلْغُرُوبِ حَتَّى تَغْرُبَ
“Ada 3 waktu dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk melaksanakan shalat di 3 waktu tersebut atau menguburkan jenazah kami: (1) ketika matahari terbit sampai tinggi, (2) ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir, dan (3) ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar tenggelam.” (HR. Muslim no. 831).
Karena dari itu lebih baik menunggu sampai kurang lebih 15 menit setelah matahari terbit, hingga matahari tersebut meninggi sampai setinggi tombak atau kira-kira 2 meter dan kemudian melaksanakan sholat dhuha.
Dari setelah sholat subuh hingga matahari terbit.
Setelah sholat subuh sampai matahari menyingsing setinggi tombak, atau hingga kira-kira 15 menit atau 20 menit setelah matahari terbit.
Saat matahari sudah ada di atas kepala dan tidak condong ke timur atau ke barat sampai matahari tergelincir ke barat. Yaitu sekitar 15 menit sebelum masuk waktu dzuhur.
Dari setelah selesai sholat ashar hingga matahari mulai tenggelam
Dari matahari mulai tenggelam hingga tenggelam sempurna.
Jumlah sholat dhuha yakni minimal 2 rakaat dan maksimal 8 rakaat.
Bahkan ada beberapa hadist yang menyebutkan jumlah rakaat sholat dhuha tidak ada batasannya.
Berikut beberapa hadist yang menjelaskan mengenai jumlah rakaat sholat dhuha
Menurut beliau jumlah maksimal sholat dhuha dikerjakan minimal dua rakaat, adapun berikut dalilnya.
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ
وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ
وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah.
Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah.
Demikian juga amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah sedekah.
Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak dua raka’at” (HR. Muslim no. 720).
Dalam hadist ini dijelaskan jumlah maksimal rakaat sholat dhuha yang harus dikerjaan adalah 8 rakaat, adapun berikut dalilnya.
أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عامَ الفتحِ صلَّى ثمانَ ركعاتٍ سُبحةَ الضُّحى
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di tahun terjadinya Fathu Makkah beliau shalat delapan rakaat shalat dhuha” (HR. Bukhari no. 1103, Muslim no. 336).
Secara umum umat muslim meyakini jumlah maksimal rakaat sholat dhuha sebanyak dua belas rakaat, adapun berikut dalilnya
َمَنْ صَلَّى الضُّحٰى اِثْنَتٰى عَشَرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهُ لَهُ قَصْرًا فِى الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang melakukan sholat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membuatkan baginya istana di surga” (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Sebagian ulama lain berpendapat jumlah rakaat sholat dhuha tidak ada batasannya. Aisyah ra berkata,
كان النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُصلِّي الضُّحى أربعًا، ويَزيد ما شاءَ اللهُ
“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dhuha empat raka’at dan beliau biasa menambahkan sesuka beliau”
Seperti yang sudah dijelaskan diatas shalat dhuha adalah shalat sunnah yang biasanya dilakukan sebanyak dua rakaat hingga delapan rakaat.
Salah satu keutamaan sholat dhuha adalah untuk memohon kepada Allah agar dimudahkan rezeki yang bisa kita dapatkan dari membaca doa setelah sholat sunnah dhuha.
Selain itu, sholat dhuha juga dapat mengganti sedekah yang tidak mampu dilakukan karena faktor ekonomi dan faktor lainnya.
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ
وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَاَ
للّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ
وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ
وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ
آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma Innadh Dhuha-a Dhuha-uka, Wal Bahaa-a Bahaa-uka, Wal Jamaala Jamaaluka.
Wal Quwwata Quwwatuka, Wal Qudrata Qudratuka, Wal Ishmata Ishmatuka.
Allahuma Inkaana Rizqi Fis Samma-i Fa Anzilhu, Wa Inkaana Fil Ardhi Fa-akhrijhu.
Wa Inkaana Mu’asaran Fayassirhu, Wainkaana Haraaman Fathahhirhu.
Wa Inkaana Ba’idan Fa Qaribhu, Bihaqqiduhaa-ika Wa Bahaaika, Wa Jamaalika Wa Quwwatika Wa Qudratika.
Aatini Maa Ataita ‘ibadikash Shalihin.
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu.
Kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu,
Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah.
Apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku).
Datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.
Baca Juga : 10 Keutamaan Sholat Dhuha, Hingga Pahalanya Sama Seperti Sedekah
Doa dhuha tulisan Arab di atas memiliki beberapa kandungan, diantaranya :
Pertama adalah doa tersebut berisi pujian-pujian kepada Allah SWT.
Yang mana terdapat dalam doa dhuha dan terjemahan yang berlafadz: "Allah-lah yang memiliki waktu dhuha, Allah-lah Dzat yang maha agung, Dzat yang maha Indah, Dzat yang maha kuat, Dzat yang maha kuasa, dan Dzat yang maha menjaga."
Selanjutnya adalah adalah permintaan kecukupan dalam mencari rezeki.
Inti kandungan doa sesudah sholat dhuha latin ini adalah dimudahkan dalam mencari rezeki.
Yang mana agar dipermudahkan dalam memperolehnya, apabila jauh agar diperdekat, dan apabila ada unsur haram agar disucikan.
Kandungan yang terdapat dalam doa setelah sholat dhuha dalam tulisan Arab selanjutnya adalah memohon pemberian kepada Allah SWT sebagaimana Allah berikan kepada para Shalihin.
Setiap ibadah harus selalu diawali dengan niat, begitu juga dengan sholat dhuha.
Bacaan niat sholat dhuha hampir sama dengan bacaan sholat sunnah lainnya, yakni dibaca ketika sebelum mengerjakan sholat.
Dan dibaca dengan suara yang lirih.
Berikut bacaan niat sholat dhuha
Doa Sholat Dhuha - Image from wajibbaca.com
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
“Ushollii Sunnatadh Dhuha Rok’ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa’an Lillaahi Ta’aalaa.”
Artinya :
"Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”
Selain membahas tentang doa setelah sholat dhuha lengkap dengan artinya, kita juga akan membahas mengenai tata cara sholat dhuha.
Adapun tata cara sholat dhuha sama halnya dengan sholat sunnah 2 rakaat lainnya. Agar mudah dipahami, silahkan lihat gambar-gambar sholat dibawah ini.
Gambar-gambar sholat - Image from seruni.id
Adapun tata cara sholat dhuha yang lengkap yaitu :
Sholat dhuha merupakan sholat yang dianjurkan untuk dilaksanakan karena terdapat keutamaan didalamnya.
Tak hanya melancarkan rezeki, sholat dhuha juga mempunyai keutamaan-keutamaan berikut ini :
Diriwayatkan dalam sebuah hadis Rasulullah pernah mewasiatkan kepada Abu Hurairah untuk menjadikan sholat dhuha sebagai amalan ajaran islam yang dilakukan setiap hari.
“kekasihku – Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan sholat dhuha dua rakaat dan sholat witie sebelum tidur”.(Mutafaq ‘alaih)
Sholat awwabin mempunyai arti sholatnya orang-orang yang taat.
Artinya adalah seorang muslim yang mengerjakan sholat dhuha secara istiqomah akan dicatat sebagai orang yang taat.
Adapun dalil yang menjelaskan hal tersebut terdapat dalam hadits riwayat Ibnu Khuzaimah.
Dimana Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan.”
Keutamaan melaksanakan sholat dhuha empat rakaat mampu memberikaan kecukupan rezeki, seperti firman Allah dalam hadits qudsi.
Allah ‘Azza wa jalla berfirman,” wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat diawal harimu, niscaya aku cukupkan untukmu disepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik RA, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalla bersabda:
“Barang siapa melaksanakan sholat subuh berjamaah kemudian ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga terbit matahari, lalu ia mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahalanya haji dan umroh.” (HR. Tirmidzi No. 586)
Demikian penjelasan detail mengenai bacaan doa, niat, waktu, tata cara dan keutamaan sholat dhuha.
Semoga penjelasan diatas bisa menambah pengetahuan agama Anda.
Dan semoga Allah mencatat Anda termasuk orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Aaminn..