Lafadz Adzan

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 04 Oct 2019

Ilustrasi lafadz adzan - Image from masjidbaiturachim40an.com

Adzan merupakan tanda atau pemberitahuan jika sudah masuk waktunya sholat fardhu yang dilakukan dengan cara mengucap lafadz-lafadz khusus. Sedangkan iqomah merupakan tanda atau pemberitahuan bahwa sholat fardhu akan dilaksanakan. Orang yang mengumandangkan adzan disebut dengan muadzin.

Rasulullah SAW mengatakan bahwa syaitan tidak menyukai adzan, sampai-sampai syaitan berusaha agar tidak mendengarkan suara adzan dengan cara yang cukup hina yaitu mengeluarkan kentut dan suaranya. Rasulullah SAW bersabda :

ﺇِﺫَﺍ ﻧُﻮﺩِﻯَ ﺑِﺎﻷَﺫَﺍﻥِ ﺃَﺩْﺑَﺮَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻟَﻪُ ﺿُﺮَﺍﻁٌ ﺣَﺘَّﻰ ﻻَ ﻳَﺴْﻤَﻊَ ﺍﻷَﺫَﺍﻥَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗُﻀِﻰَ ﺍﻷَﺫَﺍﻥُ ﺃَﻗْﺒَﻞَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺛُﻮِّﺏَ ﺑِﻬَﺎ ﺃَﺩْﺑَﺮَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗُﻀِﻰَ ﺍﻟﺘَّﺜْﻮِﻳﺐُ ﺃَﻗْﺒَﻞَ ﻳَﺨْﻄُﺮُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ

Artinya : “Apabila azan dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia tidak mendengar azan tersebut. Apabila adzan selesai dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqamah, setan pun berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia akan melintas di antara seseorang dan nafsunya” (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 389).

Baca Juga : Doa Sebelum Adzan yang Penting Untuk Mengusir Jin dan Setan

Berikut artikel ini akan membahas tentang lafadz adzan dan iqomah.

Lafadz Adzan

Seorang muslim yang beriman akan mengetahui keutamaan adzan, mereka akan rindu dan sangat senang akan suara adzan tersebut. Seorang muslim dengan keimanan yang tinggi akan selalu menanti adzan dan bersegera memenuhinya dengan cara menyegerakan pergi ke masjid.

Adapun lafadz adzan arab adalah seperti berikut :

Tulisan arab adzan

اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَرأَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِحَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِحَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِاَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَرلاَ إِلَهَ إِلاَّالله

Allahuakbar Allahuakbar..​Allahuakbar Allahuakbar..
Ashaduanlailaahaillallah..
Ashaduanlailaahaillallah..
Ashaduanlamuhammadarrasulullah..
Ashaduanlamuhammadarrasulullah..
Hayya'alasshalaah..
Hayya'alasshalaah..
Hayya'alalfallaah..
Hayya'alalfallaah..
Allahuakbar Allahuakbar..
Allahuakbar Allahuakbar..
Laailaahaillallah..

Artinya :
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah
Aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah
Marilah Sholat
Marilah menuju kepada kejayaan
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Tiada Tuhan selain Allah

Untuk lafadz adzan yang dikumandangkan pada saat memasuki waktu sholat subuh ditambahkan lafadz berikut :

اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ

Ash-shalaatu khairum minan-nauum

Artinya: "Sholat itu lebih baik dari pada tidur"

Adapun bacaan tersebut dibaca sebanyak 2x setelah lafadz Hayya 'alalfalaah.

Hal-hal yang Harus Diketahui oleh Muadzin

Muadzin sebagai orang yang melafadzkan teks adzan tulisan arab tidak hanya sekedar mengucap adzan saja, namun ada beberapa hal yang harus ia ketahui, antara lain:

  1. Muadzin yang menunaikan tugas mengumandangkan Adzan dan iqomah harus melakukan kedua hal tersebut dengan suka rela, dan bukan karena mengharap imbalan atau menerima bayaran.

  2. Muadzin yang mengumandangkan Adzan hendaknya suaranya nyaring dan bagus, agar dapat didengar oleh banyak orang serta enak didengar.

  3. Muadzin yang mengumandangkan adzan adalah orang yang benar-benar mengetahui waktu sholat dan orang yang dapat dipercaya agar adzan dapat dikumandangkan tepat pada waktunya.

  4. Muadzin yang mengumandangkan adzan hendaknya mengucap dengan tartil yaitu dengan cara melambatkan bacaan adzan dan mempercepat bacaan iqomah.

  5. Muadzin yang mengumandangkan adzan harus suci dari hadas besar maupun hadas kecil. Hal ini merujuk pada keterangan ulama syafi'iyah bahwa Muadzin yang tidak dalam keadaan suci hukumnya sah namun makruh. 

  6. Ketika melafadzkan adzan, muadzin berdiri di suatu tempat yang tinggi agar dapat lebih didengar oleh orang banyak. 

  7. Jika di tempat muadzin mengumandangkan adzan tersebut terdapat pengeras suara, maka hendaknya ia menggunakan pengeras suara tersebut.

  8. Ketika mengumandangkan adzan dan iqomah, hendaknya Muadzin menghadap ke arah kiblat. Hal ini dikatakan juga oleh Ibnu Mundzir bahwa menghadap kiblat ketika adzan hukumnya sunnah, karena semua Muadzin pada zaman Rasulullah SAW terdahulu ketika adzan selalu menghadap kiblat. Jika Muadzin melaksanakan adzan namun tidak menghadap kiblat, adzannya tetap sah namun makruh.

  9. Ketika mengumandangkan adzan, hendaknya muadzin memalingkan muka, leher dan dadanya ke arah kanan ketika membaca Hayya alashsolah, dan memalingkannya ke sebelah kiri ketika membaca Hayya alalfalah. Hal ini sesuai hadist berikut : "Berkata Abu Juhaifah: Ketika Bilal Adzan kuikuti mulutnya ke sana dan kemari yakni ke kanan dan ke kiri sewaktu membaca hayya alashsholah dan hayya alalfalah."(H.R Ahmad, Bukhari dan Muslim).

  10. Ketika seorang muadzin melafazkan adzan, hendaknya ia memasukkan dua anak jarinya ke dalam dua telinga.

  11. Ketika melafadzkan adzan, hendaknya seorang muadzin mengeraskan suaranya walaupun ia dalam keadaan sendirian.

  12. Seorang muadzin tidak boleh berbicara ketika sedang mengumandangkan adzan dan iqomah.

  13. Muadzin mengucapkan Ashalatu khairum minannaum 2 kali pada adzan subuh setelah lafadz Hayya 'alalfalaah.

  14. Hendaknya muadzin membaca iqomah ketika imam sholat telah memasuki atau mushala untuk mendirikan sholat. Namun jika imam telah tiba di masjid ketika adzan sedang dikumandangkan, maka Muadzin tersebut harus menunggu isyarat imam.

  15. Seorang muadzin sebaiknya memberi jarak antara adzan dan iqomah guna memberi kesempatan kepada orang-orang yang ingin sholat berjama'ah ke masjid. Jarak ini bisa kita isi dengan bacaan-bacaan pujian.

  16. Sebaiknya muadzin yang mengumandangkan adzan adalah orang yang sama yang melakukan iqomah. Tetapi boleh juga iqomah dibacakan oleh orang lain. "Dari Ziyad bin Al-Harist ia berkata: "Rasulullah Saw bersabda: Siapa yang melakukan adzan, maka ia pula yang melakukan iqomah." (H.R Tirmidzi).

  17. Selepas muadzin melakukan adzan dan iqomah, hendaknya ia membaca doa setelah adzan dan iqomah.

Baca Juga : Mengapa Doa Sesudah Adzan Disunnahkan untuk Dibaca? Inilah Jawabannya

Demikian artikel tentang lafal adzan tulisan arab ini semoga dapat bermanfaat.

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat