Keistimewaan dan Contoh Sedekah Jariyah

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 30 Oct 2019

Ilustrasi amal jariyah - Image from sedekahjariyahrpm.blogspot.com

Sedekah jariyah. Apakah melaksanakan sholat 5 waktu saja sudah cukup sebagai cara beriman kepada Allah SWT? Tentu tidak. Kita juga harus bersedekah jariyah.

Sedekah berasal dari kata “shodaqatun” yang artinya adalah sedekah, derma atau pemberian. Sedekah jariyah adalah memberikan harta atau benda untuk kepentingan umum yang mana bisa dimanfaatkan secara terus menerus dengan niat yang ikhlas semata-mata karena memohon ridho Allah SWT.

Ada berbagai macam sedekah jariyah, misalnya seperti mewakafkan tanah dan bangunan untuk masjid, jalan raya, dan lain sebagainya. Orang yang menyumbangkan hartanya untuk kepentingan tersebut, maka ia akan terus menerus menerima pahala darinya selama bangunan itu dimanfaatkan. Adapun pahala tersebut terus mengalir walaupun ia telah wafat.

Untuk lengkapnya simak penjelasan tentang sedekah-jariyah berikut ini. 

Keutamaan Sedekah Jariyah

Seperti yang sudah disebutkan diatas, sedekah jariyah artinya adalah menyedekahkan sesuatu yang mempunyai fungsi digunakan secara terus-menerus. Berdasarkan definisinya tersebut, sedekah jariyah memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

  1. Melaksanakan sedekah jariyah dengan niat yang ikhlas tanpa ada rasa ingin dipuji oleh manusia.
  2. Hendaknya sedekah jariyah berupa barang ataupun benda yang mempunyai sifat awet atau tahan lama.
  3. Hendaknya sedekah jariyah berupa barang ataupun benda yang mempunyai manfaat untuk kepentingan bersama atau umum.
  4. Hendaknya sedekah jariyah berupa barang atau benda yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan.
Sedekah jariyah dan keistimewaannya disebutkan apabila Allah SWT menerima sedekah dari hamba-Nya yang beriman, lantas Dia akan mengembangkannya sebagaimana seseorang menumbuhkembangkan anak kuda hingga sedekah tersebut menjadi seperti gunung yang besar.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ وَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهَا كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فُلُوَّهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ

Artinya : “Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik, sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya lalu mengembangkannya untuk pemiliknya sebagaimana seseorang merawat anak kudanya hingga ia menjadi seperti gunung yang besar.” (HR. Bukhari no. 1410 dan Muslim no. 1014)

Allah SWT berfirman,

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ  وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya : “Perumpamaan sedekah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261)

Melihat begitu banyak keistimewaan dari sedekah jariyah maka hendaknya sebagai orang yang beriman kia selalu memelihara sedekah jariyah. Kita tidak boleh dikuasai oleh cinta akan harta sehingga membuat kita rakus dan pelit.

Karena pada hakikatnya harta adalah titipan dari Allah SWT, sesungguhnya Allah memberikan kesempatan bagi kita untuk bersedekah dan memenuhi kebutuhan pribadi kita dengan harta tersebut. Namun apabila kita enggan bersedekah dan hanya sibuk mengumpulkan harta, maka ketahuilah bahwa kita pasti akan mati dan meninggalkan semua harta yang telah kita kumpulkan tersebut.

Baca Juga :
1. Urutan Sedekah yang Paling Utama yang Harusnya Didahulukan
2. Jangan Sampai Salah, Sebaik-baiknya Sedekah Adalah Kepada Orang Terdekat

Contoh Sedekah Jariyah

Keutamaan sedekah jariyah adalah ia tidak akan terputus pahalanya bahkan sampai orang yang bersedekah tersebut meninggal dunia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya : “Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu didoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631)

Masih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

Artinya : “Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah:

  1. Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan.
  2. Anak shalih yang ia tinggalkan.
  3. Mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan.
  4. Masjid yang ia bangun.
  5. Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun
  6. Sungai yang ia alirkan.
  7. Sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup.
Semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia mati.” (HR. Ibnu Majah, no. 242; Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan dihasankan oleh Al-Mundziri. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Melihat dari dalil diatas, berikut 10 contoh sedekah jariyah yang bisa kita amalkan :

1. Membangun Masjid

Rasulullah SAW bersabda,

 مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ 

Artinya : “Barangsiapa yang membangun masjid demi mencari wajah Allah, niscaya Allah bangunkan rumah baginya di surga” (Terdapat dalam Ash-Shahihain).

Bersedekah jariyah membangun masjid dapat kita lakukan dengan mewakafkan tanah yang nantinya akan dibangun masjid, menyumbang uang ataupun keperluan lainnya untuk pembangunan masjid.

Baca Juga : Keajaiban Sedekah di Hari Jum'at, Mendekatkan Jodoh Hingga Cepat Melunasi Hutang

2. Menggali sumur

Nabi Muhammad SAW bersabda :

“Barangsiapa yang menggali sumur, (kemudian) tidaklah setiap yang memiliki ruh, baik dari kalangan manusia, jin, dan burung yang minum dari sumur tersebut, melainkan Allah (pasti) akan membalasnya kelak di hari Kiamat.”

3. Mencetak buku yang bermanfaat

Buku yang berisi tentang ilmu-ilmu bermanfaat tentu akan dibaca oleh banyak orang, sehingga ilmu tersebut akan membawa kebaikan dan menjadi sedekah jariyah bagi orang yang mencetaknya.

4. Membangun rumah bagi Ibnu Sabil

Ibnu Sabil adalah sebutan bagi musafir yang kehabisan bekal, sehingga ia tidak dapat melanjutkan perjalanan dan tidak bisa pulang. Terlepas dengan keberadaan harta di daerahnya, apakah dia orang yang mampu ataukah tidak mampu.

Membangun rumah singgah bagi mereka merupakan suatu bentuk sedekah jariyah.

5. Sedekah yang dikeluarkan seseorang ketika hidup

Memberikan sebagian harta ketika hidup dan dalam kondisi yang sehat juga merupakan salah satu jenis sedekah jariyah. Sebagaimana Firman Allah SWT berikut, 

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Perumpamaan orang -orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai:tumbuh seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al- Baqarah ayat 261)

Akan tetapi kita juga bisa bersedekah jariyah untuk orang meninggal dengan cara meniatkan sedekah tersebut atas nama orang yang sudah meninggal tadi.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya ada seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia mengatakan, 

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّىَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ أَفَلَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ »

Artinya : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan mewasiatkan agar bersedekah untuknya. Apakah Ibuku akan mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya”.

Dijelaskan pula dalam hadits riwayat lain dari Bukhari, dari hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma,

أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ – رضى الله عنه – تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا

Artinya : “Sesungguhnya Ibu dari Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia, sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sampingnya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.”

6. Ilmu yang bermanfaat

Selain buku yang bermanfaat, ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain juga merupakan salah satu sedekah jariyah. Sebab ilmu yang bermanfaat pasti akan membawa kebaikan bagi orang yang mengamalkannya dengan benar.

7. Mushaf Al-Qur'an yang diwariskan

Sama halnya dengan buku dan ilmu yang bermanfaat, mashaf Al-Qur'an yang diwariskan juga merupakan sedekah jariyah.

8. Membangun panti asuhan


Anak yatim mempunyai derajat utama yang harus diperhatikan setelah orang tua kandung, begitu besarnya keutamaan tersebut sehingga apabila kita beramal dan mendirikan rumah bagi mereka merupakan sedekah jariyah bagi kita.

Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa' ayat 36

 وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Artinya : "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri".

Baca Juga : Lebih Baik Mana Sedekah Kepada Orang Tua dengan Sedekah Kepada Istri/ Anak Yatim?

9. Memberikan makan dan minum

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW ketika ditanya bagaimana Islam yang baik itu. Beliau menjawab : 

 تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ 

Artinya : “Engkau beri makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal.” (Terdapat dalam Ash-Shahihain).

10. Mendirikan majelis dzikir

Mendirikan majelis Dzikir merupakan salah satu sedekah jariyah, hal ini karena semua kegiatan yang dilakukan dalam majelis dzikir merupakan kegiatan yang memegang teguh ajaran agama Islam. Maka sudah dipastikan dalam majelis dzikir terkandung nilai-nilai kebaikan yang akan mendatangkan pahala terhadap para jamaahnya.

Demikianlah artikel tentang pengertian sedekah jariyah dan contohnya ini, semoga bermanfaat. 

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat