Kaligrafi Al-Muttaqin (taqwa) - Image from dribbble.com
Taqwa adalah. Taqwa dapat didefinisikan sebagai bentuk taat karena takut kepada Allah SWT.
Kita pasti sudah sering mendengar kata taqwa bukan? Kebanyakan saat kita menghadiri majelis ceramah atau saat kita mempelajari ajaran agama Islam, kata taqwa adalah kata yang paling sering kita dengar.
Orang laki-laki yang biasanya sholat Jum'at juga pasti sering mendengar kalimat dan seruan untuk taqwa di khutbah pertama dan juga kedua khatib dalam shalat Jum'at.
Lalu apa definisi lengkap taqwa itu? Berikut dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang arti taqwa.
Menurut Wikipedia Indonesia, taqwa adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah.
Asal muasal taqwa adalah bahasa Arab لِّلْمُتَّقِينَ (Al-Muttaqin) yang merujuk pada orang-orang yang bertaqwa.
Dalam Islam sendiri, taqwa-adalah mendekatkan diri dengan taat kepada Allah atas petunjuk dari Allah untuk mengharap rahmat-Nya.
Taqwa adalah takut. Maksudnya adalah selain taat, orang yang bertaqwa juga meninggalkan maksiat karena petunjuk dari Allah karena takut akan siksa-Nya kelak. Seseorang dikatakan bertaqwa kepada Allah apabila ia menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan juga menunaikan hal-hal yang disunnahkan serta menjauhi yang dilarang.
Terdapat pendapat dari beberapa ulama dan sahabat Nabi tentang pengertian taqwa, antara lain :
1. Ibnu Abbas
Beliau berpendapat bahwa taqwa itu adalah, "Orang-orang yang meyakini (Allah) dengan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan patuh akan segala perintah-Nya".
2. Ibnu Katsir
Ibnu Katsir mempunyai pendapat bahwa taqwa artinya adalah menaati Allah SWT dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah SWT serta bersyukur kepada-Nya tanpa ada pengingkaran (kufur) di dalamnya.
3. Ibnu Qayyim
Ibnu Qayyim berpendapat, “Hakikat taqwa adalah menaati Allah atas dasar iman dan ihtisab, baik terhadap perkara yang diperintahkan atau pun perkara yang dilarang. Oleh karena itu, seseorang melakukan perintah itu karena imannya, yang diperintahkan-Nya disertai dengan pembenaran terhadap janji-jani-Nya. Dengan imannya itu pula, ia meninggalkan yang dilarang Allah dan takut terhadap ancaman-Nya.
4. Imam Ar-Raghib Al-Asfahani
Imam Ar-Raghib Al-Asfahani berkata, “Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan”.
5. Imam Al-Jurjani
Imam Al-Jurjani mendefinisikan, “Taqwa yaitu menjaga diri dari siksa Allah dengan mentaati-Nya. Yakni menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya”.
6. Sahabat Ubay bin Ka'ab
Ubay bin Ka'ab atau yang juga dikenal sebagai Abu Mundhir ("ayah Mundhir"), adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dan terpandang di antara komunitas kaum Muslim awal.
Khalifah Umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Ka'ab tentang taqwa. Ubay bertanya, "Pernahkah kamu berjalan di jalan yang penuh dengan duri?" Umar menjawab, "Ya." Ubay bertanya lagi, "Apa yang engkau lakukan?" Umar menjawab, "Aku menggulung lengan bajuku dan berusaha (melintasinya)." Ubay berkata, "Inilah (makna) taqwa, melindungi seseorang dari dosa dalam perjalanan kehidupan yang berbahaya sehingga ia mampu melewati jalan itu tanpa terkena dosa".
Rasulullah menganjurkan umatnya untuk selalu bertaqwa, hal ini diterangkan dalam hadits riwayat berikut,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَىْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِى عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ ، يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ »
Artinya : “Dari Abu Hurairah RA. ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW.: “Sesungguhnya Allah telah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi wali–Ku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepada–Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan kepadaKu pasti Aku akan melindunginya, tidaklah Aku ragu tentang sesuatu yang aku lakukan seperti keraguanku tentang (mencabut) nyawa seorang mu’min, dia tidak suka kematian (kesakitan dan kesulitannya), sedangkan Aku tidak suka keburukannya (menyakitinya karena saat lanjut usia ia akan berkurang kekuatannya, menjadi uzur dst, juga sakitnya ia menghadapi kematian)”. (HR. Imam Bukhori)
Oleh karena itu, apabila seseorang tidak menjalankan perintah Allah, terus menerus melakukan maksiat dan enggan bertaubat, maka ia tidak masuk ke dalam kriteria orang yang bertaqwa, terlebih lagi jika ia adalah pelaku kesyirikan. Maka yang terakhir ini sangat jauh dari sifat taqwa dan sesungguhnya kelak ia akan mendapatkan ganjaran yang sangat pedih dari Allah SWT.
Bertaqwa bisa kita lakukan salah satunya dengan selalu mensyukuri nikmat dan rezeki dari Allah SWT, baca selengkapnya disini :
1. Doa Mensyukuri Nikmat Allah
2. 8 Rezeki yang Sudah Dibocorkan Dari Al-Qur'an dan Cara Mendapatkannya
3. Dianggap Nikmat Kecil Hingga Banyak yang Melupakan, Namun Saat Hilang Banyak yang Mencarinya
Taqwa dalam Al-Quran mempunyai tiga makna yaitu:
1. Takut kepada Allah dan pengakuan keesaan Allah SWT.
Hal ini sesuai firman Allah yang termaktub dalam QS. Al-Baqarah ayat 41.
وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ ۖ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ
Artinya : "Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa".
2. Taat dan beribadah,
Makna kedua taqwa dalam Al-Qur'an adalah taat dan beribadah kepada Allah, hal ini diterangkan dalam QS. Ali-Imran ayat 102,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam".
3. Pembersihan hati dari noda dan dosa.
Membersihkan hati dari segala penyakit hati dan juga dari dosa-dosa dapat kita lakukan dengan senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT,
Allah SWT berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya : "Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan".
Adapun makna-makna diatas juga menerangkan bahwa taqwa adalah solusi, yaitu solusi dari menghilangkan penyakit hati, solusi menghapus dosa, solusi dari masalah yang sedang kita hadapi, dan lain sebagainya.
Hal ini diterangkan dalam sebuah hadits riwayat berikut,
Ketika sahabat Abu Dzarr Al-Ghifari meminta nasihat kepada baginda Rasulullah SAW, maka pesan paling pertama yang beliau sampaikan kepada sahabatnya itu adalah taqwa.
Rasulullah SAW bersabda,
“Saya wasiatkan kepadamu, bertaqwalah engkau kepada Allah karena taqwa itu adalah pokok dari segala perkara.” (Nasr bin Muhammad bin Ibrahim, Kitab Tanbih al-Ghofilin li Abi Laits As-Samarkindi)
Demikianlah artikel tentang pengertian taqwa ini, semoga bermanfaat. Dan semoga kita semua merupakan golongan orang yang senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT, amiin.