Sibling Rivalry - Image from BBC
Orang Indonesia, cenderung ingin memiliki anak lebih dari satu. Ada berbagai alasan, salah satunya agar anak pertama ada teman bermain dan tidak merasa sendirian. Tetapi, alasan ini juga yang memicu adanya Sibling Rivalry yaitu kompetisi antar saudara kandung, yang ditandai dengan rasa iri, cemburu, dan merasa tersaingi. Nah, bagaimana cara mengatasi hal ini agar tidak berlarut-larut?
1. Kenalkan Calon Adik Kepada Kakaknya
Orang tua sebaiknya mengenalkan calon adik pada anak pertama ketika masih dalam kandungan. Hal ini dikarenakan semakin cepat anak memahami bahwa sebentar lagi ia akan menjadi kakak, semakin banyak pula waktu untuk anak pertama mempersiapkan diri secara mental maupun fisik, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan anak pertama merasa cemburu karena perkembangan emosi anak sudah baik.
Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu mengajak anak memegang perut ibu agar dapat merasakan pergerakan calon adik di dalam perut, lalu bisa juga dengan bertanya, “Menurut Kakak, Adik sedang apa ya di dalam perut?” atau, “Kira-kira sekarang adik mau makan apa ya, Kak?”. Dengan cara-cara tersebut, anak dapat lebih dulu ‘akrab’ dan justru akan tidak sabar menunggu kehadiran adik.
2. Libatkan Kakak dalam Mengasuh si Adik
Orang tua perlu mengajak anak pertama untuk mau terlibat merawat adik sampai batas kemampuan sesuai dengan usianya pada setiap proses perkembangan adik. Hal tersebut dapat meningkatkan rasa belonging pada kakak sehingga ia sudah terbiasa untuk hidup dengan adik sejak dini dan tidak muncul kecemburuan atau persaingan tanpa sebab.
Ketika anak pertama tidak dilibatkan atau hanya terlibat pada beberapa momen saja, anak mungkin kurang mendapatkan pemahaman mengenai adiknya secara penuh. Akibatnya, anak mungkin merasa cemburu, ditinggalkan, tidak disayang lagi, dan sebagainya.
Ketika anak sudah sering terlibat, maka akan muncul kesadaran bahwa adiknya justru bisa menjadi teman terdekat dalam kehidupan sehari-hari selamanya.
3. Buat Kakak menjadi Spesial Untuk Adiknya
Bagi seorang kakak, perasaan bahwa dirinya kuat dan hebat itu sangat penting. Hal ini dikarenakan ada persepsi dari kakak kalau dirinya itu mampu melindungi, memberi contoh, dan memberi bantuan bagi sang adik yang dianggap masih ‘lemah’. Maka dari itu, cara selanjutnya bagi orang tua agar dapat menghadapi anak pertama punya adik adalah dengan membuatnya merasa spesial.
Ketika si sulung berusia bawah lima tahun, tetapi sudah lebih mandiri, dia akan senang memiliki tugas dan merasa menjadi bagian dari aktivitas di rumah. Misalnya, Kita bisa meminta Kakak untuk mengambilkan botol adiknya, atau sesederhana mengambilkan popoknya di lemari. Bisa juga kita meminta Kakak untuk membantu menjaga adik, agar adiknya tidak sendirian.
4. Memberikan Pujian Kepada Kakak
Beradaptasi untuk menjadi kakak memang tidak mudah untuk anak yang usianya baru beberapa tahun. Maka dari itu, ketika si Kakak berhasil menjadi Kakak yang baik, mencoba melakukan apa-apa sendiri, mau membantu orang tua walaupun hanya sekedar membereskan mainan, itu patut untuk diberikan pujian atau apresiasi sebagai bentuk penghargaan atas usaha Kakak.
Dengan demikian, anak pertama akan merasa bahwa usahanya ini berharga sehingga ia akan termotivasi untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkannya. Akan tetapi, ketika anak pertama sedang tidak dapat menunjukkan sikap yang dewasa, orang tua tidak perlu memarahinya. Cukup dengan memberi pemahaman agar kayak mampu memperbaiki dirinya.
5. Jangan Memaksa Kakak Bersikap Selalu Mandiri
Walaupun usia kakak lebih tua dari si Adik, kita jangan lupa jika Kakak juga masih Balita. Dibeberapa waktu, sifat manja, ingin diperhatikan lebih, pasti masih terlihat. Jangan memaksa anak untuk melakukan hal-hal yang mereka tidak mau, atau merasa terlalu berat untuknya. Kakak juga butuh waktu beradaptasi, membiasakan diri bahwa dirumahnya ada adik baru.
6. Meyakinkan Kakak bahwa Kita Akan Selalu Sayang
Satu hal yang menjadi kekhawatiran anak pertama ketika akan punya adik adalah mungkin anak merasa kurang kasing sayang dari orang tuadan cenderung lebih banyak untuk adik. Padahal pada kenyataannya kasih sayang untuk setiap anak pasti akan sama besarnya, tetapi karena adik baru lahir dan masih butuh banyak bantuan, mungkin waktu atau perhatian orang tua akan ada yang lebih banyak ke adik.
Di sisi lain, ayah dan ibu dapat membagi tugas agar anak pertama tetap mendapatkan perhatian dan bantuan ketika ia membutuhkannya. Pun ketika sedang sibuk mengurus adik, sampaikan bahwa ayah atau ibu akan segera membantunya. Dengan demikian, anak benar-benar tahu dan paham karena ia dapat merasakannya sendiri bahwa kasih sayang orang tuanya tidak berubah sehingga ia tidak perlu khawatir atau bahkan marah.
7. Tetap Menjalankan Rutinitas dan Memberikan Waktu Berdua Saja dengan Si Kakak
Menjaga rutinitas harian, mingguan, atau bulanan yang sudah biasa dilakukan sebelum ada adik juga dapat menjadi cara untuk menghadapi anak pertama yang punya adik. Pasalnya, kehilangan rutinitas tersebut dapat membuat anak pertama merasa cemburu dan tidak dipedulikan lagi bahkan jika rutinitas tersebut adalah hal yang sepele.
Meski tentunya ada perubahan ritme kehidupan keluarga ketika adik lahir, coba sesuaikan kembali sehingga berbagai rutinitas sebelumnya, seperti membacakan cerita sebelum tidur, makan malam bersama, menonton film di akhir pekan, maupun kebiasaan lainnya tetap dapat dilakukan. Bahkan bisa juga dengan menambahkan rutinitas lain sebagai bagian dari kegiatan mengurus adik.