Ditemukan Ayah dan Anak Tewas Sambil Berpelukan dalam Longsor di Tarakan
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 29 Sep 2020Proses penyelamatan Tim SAR terhadap korban longsor - Image from www.tribunnews.com
Tak ada yang tahu kapan datangnya ajal
Longsor di Tarakan mengubur tiga rumah dan juga empat orang penghuni di dalamnya. Sang Ayah mungkin bermaksud melindungi sang anak dari timbunan longsor, tapi apa daya ajal akhirnya menjemput keduanya dalam keadaan saling berpelukan.
Pada Senin (28/9/2020) dini hari, terjadi tanah longsor di Tarakan, Kalimantan Utara. Sebanyak tiga rumah terkubur dan empat orang penghuninya tertimbun longsor.
Dua di antaranya merupakan ayah dan anak yang ditemukan tertimbun longsor dalam keadaan saling berpelukan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Basarnas Kota Tarakan, Amiruddin.
"Jenazah kedua kondisinya bertumpuk, mereka berpelukan. Keduanya ayah dan anak laki-laki. Kita juga langsung evakuasi ke rumah keluarga di sekitar lokasi kejadian," jelasnya.
Ayah dan anak tersebut ialah Peter Bati (40) dan Gonsa (11). Jenazah keduanya langsung dievakuasi ke rumah keluarga yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Istri Peter sekaligus ibu Gonsa yang bernama Ana (30) juga ditemukan tewas dalam musibah ini. Dikutip dari Kompas.com, Senin (28/9/2020), satu remaja bernama Ariel (12) juga ditemukan tewas.
Mulanya Ariel ditemukan dalam kondisi masih hidup dan setengah tubuhnya sudah terkubur dalam timbunan longsor.
Kemudian, Ariel langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Namun Amir mengatakan, berdasarkan informasi yang ia dapat, Ariel telah meninggal dunia.
"Info terakhir yang kami dapat, dia (Ariel) meninggal dunia, jadi total ada delapan korban, empat meninggal dan empat selamat," jelas Amir.
Diketahui tanah longsor terjadi di Intraca Rawa Jauta Permai, Kota Tarakan, Kalimantan Utara pada Senin (28/9/2020) dini hari.
Menurut Amiruddin, lokasi tempat terjadinya tanah longsor ialah daerah perbukitan. Kontur tanah labil dan hujan yang mengguyur semalaman diduga memicu terjadinya musibah itu.
Kita memang tak akan tahu kapan musibah terjadi dan kapan ajal akan menjemput kita. Untuk itu, selama kita masih diberi kenikmatan kehidupan oleh Allah SWT pergunakan dan manfaatkan sebaik-baiknya.