Ngeri, Mahasiswa Ingin Hemat Malah Tewas, Akibat 'Sindrom Nasi Goreng'

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 11 Nov 2020

Ngeri, Mahasiswa Ingin Hemat Malah Tewas, Akibat 'Sindrom Nasi Goreng'

Ilustrasi sindrom nasi goreng - Image from hipwee.com

Apa itu 'Sindrom Nasi Goreng'? 

Diketahui, ia tewas karena konsumsi makanan beracun. Tak langsung berkunjung ke rumah sakit, ia hanya minum air putih banyak dan istirahat di rumah. Berikut kronologis peristiwa keracunan yang dialaminya. 

Kisah ini berasal dari pengalaman seorang mahasiswa asal Belgia mengenai makanan yang ia konsumsi. Niat hati ingin hemat uang jajan dengan menyimpan makanan, ia justru berakhir meninggal dunia karena keracunan. 

Berdasarkan laporan di Journal of Clinical Microbiology, mahasiswa tersebut tewas karena mengalami ‘sindrom nasi goreng’ akut. 

Sindrom itu merenggut nyawa sang mahasiswa berusia 20 tahun sekitar 10 jam setelah ia mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri berbahaya. 

Kronologi 'Sindrom Nasi Goreng'

Hasil autopsi jenazahnya, menunjukkan bahwa ia keracunan bakteri Bacillus cereus. Bakteri tersebut ditemukan pada sampel spageti yang ditemukan dalam isi perutnya. 

Diketahui, pria tersebut memang memasak banyak spageti sekitar lima hari sebelum kejadian. Ia memasak terlalu banyak sehingga jumlahnya cukup untuk dikonsumsi selama lima hari berturut-turut. 

Biasanya, ia akan menyimpan spageti yang belum dikonsumsi ke dalam kulkas. Spageti tersebut kemudian akan dipanaskan dan ditambah saus tomat guna meningkatkan cita rasanya. 

Namun, pada hari nahas itu, pria ini mengeluhkan rasa spagetinya yang kurang enak dan agak aneh. Meski begitu, ia tetap menghabiskan santapan tersebut kemudian pergi untuk berolahraga. 

Merasa Mual, Sakit Perut dan Sakit Kepala

Dalam kurun waktu 30 menit setelah menyantap spageti itu, ia mengalami rasa sakit luar biasa di perut, mual, dan juga sakit kepala. Saat kembali ke rumahnya, ia mulai mengalami diare parah dan juga muntah-muntah. 

Meski kondisinya memburuk, ia tak segera datang ke rumah sakit atau klinik terdekat. Pria itu malah memilih untuk tetap di rumahnya, minum banyak air dan tidur guna pulihkan kondisinya. 

Ditemukan Tewas 

Pada keesokan harinya, orang tuanya menjadi khawatir karena mahasiswa ini tidak berangkat ke kampus. Kemudian mereka memutuskan untuk mengunjunginya dan menemukan sang anak sudah terbujur kaku dan meninggal dunia.

Hasil autopsi, dilansir dari IFL Science, menunjukkan bahwa ia meninggal pada pukul 04.00 pagi waktu setempat. Kira-kira 10 jam setelah ia menghabiskan spageti itu. 

Sementara tubuhnya diautopsi, sampel spageti dan saus yang ia makan diteliti lebih lanjut di National Reference Laboratory for Food-borne Outbreaks (NRLFO). 

Dari hasil autopsi ditemukan bahwa pria ini alami nekrosis hati, hal ini mengindikasikan bahwa organ hatinya tiba-tiba mati. Selain itu, para dokter menemukan bahwa mahasiswa ini menderita pankreatitis akut.

Penjelasan 'Sindrom Nasi Goreng'

Adapun hasil pemeriksaan feses menunjukkan adanya bakteri Bacillus cereus. Bakteri itu adalah penyebab utama keracunan makanan bernama 'sindrom nasi goreng'

'Sindrom nasi goreng' ini merupakan sebuah keracunan yang biasa terjadi saat meninggalkan nasi goreng begitu saja pada suhu ruangan dalam beberapa jam. 

NRLFO menemukan Bacillus cereus dalam jumlah yang signifikan dalam makanan terakhirnya. Hal ini mengonfirmasi bahwa spageti yang disantapnya menjadi penyebab meninggalnya mahasiswa itu.

Hemat boleh-boleh saja, tapi jangan sampai ngirit kebablasan dan malah berujung pada kematian. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi para mahasiswa dan orang tua untuk tidak mengulang kesalahan serupa.

SHARE ARTIKEL