Harga Masker Melambung Tinggi, Salah Siapa?
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 07 Mar 2020Warga menyerbu toko untuk membeli masker - Image from indonesiainside.id
Beli masker seperti beli emas.
Wabah virus corona meluas, masyarakat pun panik sehingga melakukan panic buying dengan membeli bahan makanan dan masker dalam jumlah yang banyak.
Hal ini membuat masker menjadi barang yang langka, harganya bisa melonjak 200% dari harga normal. Banyak yang menyalahkan sana sini, lalu sebenarnya siapa yang salah?
Masker Mahal Siapa yang Salah?
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Pramuka Edi Haryanto menduga mahalnya harga masker di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, disebabkan oleh banyaknya oknum pedagang yang 'bermain curang'.
Hal itu bisa terjadi saat seseorang hendak memborong semua masker yang dijual di salah satu toko yang didatanginya.
"Pada kondisi sekarang, harga sebenarnya tergantung pada masyarakat sendiri. Kalau saudara-saudara datang ke toko, memang sebetulnya stok barang ada, stok barang cukup. Tapi ketika saudara-saudara seolah-seolah akan memborong keseluruhannya, maka banyak tangan yang bermain," kata Edi di Pasar Pramuka, Rabu (4/3/2020).
Hal ini memang benar adanya, terbukti dengan temuan pihak kepolisian setelah melakukan sidak kepada para pedagang di Pasar Pramuka.
Edi menyatakan, bahkan banyak tangan yang saling melempar barang sehingga harga masker meroket tinggi.
"Tadi Pak Dirnarkoba, Pak Dirkrimsus dan Pak Kabid sudah sempat mensurvei. Mungkin yang sampai di tangan beliau adalah tangan ke delepan," tambah Edi.
Baca Juga: Periksa Spesimen Corona Harus di Jakarta, Bagaimana Nasib Daerah Terpencil?
Kepolisian Ambil Langkah Tegas
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus saat sidak harga masker - Image from www.suarakarya.id
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus menjelaskan bahwa sebenarnya, asosiasi pedagang Pasar Pramuka telah mengeluarkan edaran untuk membatasi masyarakat dalam melakukan pembelian masker.
"Kami sudah berkoordinasi dengan asosiasi pedagang di sini. Dari asosiasi juga sudah mengeluarkan surat edaran. Sudah disampaikan bahwa ada surat edaran dikeluarkan setiap orang yang beli, maksimal hanya boleh 5 kotak saja," ungkap Yusri.
Meskipun begitu, tetap saja ada sejumlah distributor yang menjual masker ke pedagang dengan harga yang cukup tinggi, sehingga pedagang mau tak mau ikut menaikkan harga masker.
"Itu surat edaran disampaikan tetapi ada beberapa toko kendalanya masih ada distributor-distributor yang jual ke toko-toko dengan harga tinggi. Ini lah tim kami dari Polda dan stake holder terkait bersama-sama memberi imbauan ke masyarakat termasuk distributor dan penimbun," kata Yusri.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) PMJ, Kombes Iwan Kurniawan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberi ampun bagi distributor ataupun pedagang yang terbukti melakukan permainan harga masker.
"Kami dari Polda Metro Jaya mengimbau kepada para produsen, distributor, termasuk para sales agar tidak memanfaatkan situasi ini untuk mencari keuntungan secara pribadi, kalau kami dapati kami akan tindak tegas," ungkap Iwan.
Adapun tindakan menimbun atau memborong masker untuk dijual kembali dengan harga tinggi berpotensi melanggar Pasal 107 di UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, dan dapat dipenjara paling lama lima tahun dan/atau denda lima puluh miliar rupiah.
Baca Juga: Viral, PMI Sebut 65 Warga Jatim Diduga Kena Corona, ini Fakta Sebenarnya
Masker Mahal? Bikin Sendiri aja!
Pasca Presiden Jokowi mengumumkan 2 WNI positif virus corona, harga sekotak masker bisa mencapai Rp1,7 juta di toko online.
Sebenarnya yang membuat harga masker meroket adalah permintaan konsumen sendiri. Logikanya begini, apabila permintaan banyak, maka bahan baku pembuatan masker pun terbatas.
Ketika bahan baku dan distribusi terbatas, maka harga akan semakin naik. Namun di tengah merajalelanya virus corona, agaknya bukan masalah besar bagi orang berduit untuk membeli masker dengan harga tinggi.
Kalau orang berduit aman, bagaimana dengan yang tidak? Tenang saja, daripada Anda menghabiskan jutaan rupiah untuk membeli masker, Anda bisa membuatnya sendiri di rumah.
Beberapa waktu lalu, sejumlah ilmuwan di Hong Kong berbagi sebuah video yang menunjukkan cara membuat masker sendiri.
Ketiga ilmuwan tersebut merupakan Profesor Alvin Lai, dokter Joe Fan, dan dokter Iris Li dari Universitas Rumah Sakit Hong Kong-Shenzhen. Cara yang mereka berikan pun cukup mudah, murah, dan tentunya terbukti efektif.
Untuk membuat masker sendiri di rumah, beberapa bahan dapat Anda dapatkan di rumah, antara lain:
- Tisu dapur yang berbahan tebal
- Tisu biasa
- Karet atau benang
- Alat pembolong kertas
- Selotip kertas
- Gunting
- Kawat baja yang dilapisi plastik (bisa menggunakan kawat untuk menggulung headphone)
- Kacamata
- Folder kertas plastik
- Klip
Berikut langkah-langkah membuat masker sendiri di rumah untuk menghindari virus corona yang mematikan:
- Cucilah tangan terlebih dahulu dengan bersih menggunakan sabun, bersihkan juga barang-barang yang akan digunakan.
- Potong selembar tisu dapur yang bersih kemudian letakkan di meja.
- Ambil selembar tisu biasa kemudian tumpuk di atas tisu dapur yang telah ditata sebelumnya.
- Potong tumpukan tisu tersebut menjadi dua.
- Gunakan selotip kertas untuk menempelkan kedua sisinya.
- Buat dua lubang di bagian berselotip untuk menaruh tali.
- Ambil kawat plastik untuk ditaruh di bagian atas dan tutup dengan selotip. Kawat ini berguna untuk bagian hidung.
- Masukkan benang atau karet di setiap sisi yang dilubangi.
Baca Juga: Ngeri, Belum Selesai dengan Virus Corona, China Terancam Wabah Belalang Afrika
Untuk perlindungan yang lebih ekstra, Anda bisa membuat penutup mata dan wajah dari folder plastik. Caranya mudah, cukup potong plastik tersebut menjadi satu bagian dan lekatkan pada kacamata menggunakan klip untuk menutupi bagian depan wajah.
Cukup mudah bukan? Mari lawan corona dengan selalu jaga kesehatan dan rajin-rajinlah mencuci tangan.